Pengikut

Sabtu, 09 April 2011

DETIK-DETIK PEMILWA FP UB

Assalamualaikum Wr Wb,



“Tidak pernah ada sahabat abadi dan lawan abadi dalam POLITIK, makanya tidak banyak orang berani terjun pada lumpur politik itu. Sekali ia turun selamanya akan bercampur, dan lumpur itu ternyata adalah TAI KUCING”

-SOE HOK GIE-



Hari-hari ini terasa sungguh warna-warni yang beradu untuk berpadu menjadi satu, membangun FP lebih baik. Ada yang tegas menyatakan sikap, ada yang diam-diam tak terduga muncul ke permukaan dan ada banyak yang belum tertebak interest kemana. Harapannya kemudian adalah seluruh mahasiswa FP pada tanggal 8 Maret 2011 nanti menggunakan hak suaranya untuk memilih satu dari dua calon presiden BEM FP. Sebagai perwujudan nilai Demokrasi bangsa, sebagai hak setiap manusia untuk menyatakan keberpihakan pada pemimpin yang diinginkan. Namun yang harus diingat bahwa pemimpin bukan tujuan akhir, bukan pula suatu yang harus didapatkan dengan menghalalkan segala cara. Sesungguhnya menjadi pemimpin itu berarti mengemban amanah yang besar, amanah yang kelak akan dimintakan pertanggungjawaban oleh sesama manusia (LPJ) maupun ketika di akherat kelak (Kepada Allah SWT). “Umar r.a. berkata : Rosulullah bersabda : Seorang penguasa yang berkuasa terhadap rakyatnya kelak akan diminta pertanggungjawabannya terhadap kepemimpinan itu” –HR Muslim-



Tanpa banyak warna ternyata dunia ini akan hampa, karenanya menjadi suatu kewajaran ketika keberagaman itu ada. Ada siang ada malam, ada daratan ada lautan, ada baik ada buruk dan tentunya ada lebih banyak lagi keberagaman yang indah dalam hidup ini. Seperti idealisme mahasiswa yang berbeda satu sama lain dan kemudian dari sanalah muncul front, aliansi, persatuan, himpunan, kesatuan, atau perkumpulan mahasiswa yang terbentuk. Ketika politik kampus dibenturkan dengan Demokrasi, maka timbullah masalah baru bagi mahasiswa. Mereka yang sebelumnya memakai satu almamater Brawijaya pecah oleh “Bendera” yang membuat warna tiap mahasiswa berbeda. Apapun alasannya dan bagaimanapun caranya itu dihapuskan tetap saja tidak akan merubah apapun karena ketika segala wacana timbul menyangkut penghapusan idealisme yang akan terjadi adalah pertentangan keras oleh kaum idealis tersebut. Mahasiswa bukan anak kelas 4 SD yang mudah begitu saja menurut oleh perkataan gurunya, mahasiswa adalah masyarakat ilmiah yang telah mampu berpikir mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Nah, singkat ceritanya agenda kegiatan Pemilu Umum Mahasiswa pasti akan selalu menampakkan persaingan antar kubu. Ada yang berkoalisi, ada yang diusung oleh “Bendera” tertentu dan ada pula yang independen. Untuk sementara momen tersebut menyebabkan pecah kesatuan mahasiswa karena adanya kecenderungan untuk memenangkan calon yang mereka usung. Melalui strategi politik kampus yang rapi, aroma persaingan politik yang umumnya panas jadi terlihat santai namun tajam. Baliho, pamflet, selebaran, kampanye damai, debat terbuka dan acara-acara oleh team sukses setidaknya telah menunjukkan betapa politik kampus itu rapi dan bersih tanpa adanya money politic seperti konon tradisi pemimpin parpol negeri ini. Saya sangat mengapresiasi hal ini sembari berharap siapapun pemenangnya dan darimana berangkatnya kelak semua mahasiswa FP kembali bersatu mengibarkan panji Fakultas Pertanian UB dipuncak tertinggi. Menunjukkan bahwa INI MASANYA FAKULTAS PERTANIAN UB BERJAYA!!!



Kepada rekan-rekan mahasiswa, semoga setiap dari kita mampu memilih yang terbaik menurut pribadi kita sekalian. Jangan sampai ada penyesalan dan berkata-kata tidak baik kepada pemimpin terpilih yang memimpin BEM FP kelak, karena sesungguhnya mereka berada di kursi sana adalah karena suara kita. Suara yang juga harus kita pertanggungjawabkan. Jangan sampai karena satu hal, kita terprovokasi untuk memilih calon yang sebenarnya tidak pas dengan kata hati. Kata hati, suara nurani adalah kata pertama yang muncul dari jiwa dan suara yang paling jujur dari hati setiap manusia. Maka turutilah kata hati saja untuk memilih pemimpin yang terbaik yang akan membawa perubahan untuk kita sekalian. Jangan pernah tergoda oleh kemanisan didepan, bahkan dalam persoalan cinta pun semuanya akan tampak manis diawal namun tidak menjamin berakhir manis pula. Perlahan bunga cinta yang terajut itu akan layu. Percayalah, hanya pada kata hati dan suara nurani mu saja.



Kepada calon presiden BEM FP UB, hanya ada satu orang yang memimpin dan semoga yang belum terpilih agar legowo apabila kelak kalah dalam perolehan suara di PEMILWA. Karena hanya akan ada satu saja yang akan menjadi Presiden dari dua calon presiden. Suatu kewajaran dan hukum politik yang telah lama berlaku pada kehidupan manusia antara menang dan kalah. Namun sebenarnya diantara menang dan kalah tersebut yang lebih mulia adalah sportivitas yang tinggi sebagai wujud nilai-nilai penghargaan kepada sesama umat manusia. Dan pada kenyataannya yang terpenting dalam suatu kompetisi bukan kemenangannya, namun keikutsertaan. Berjuta harapan, namun satu yang ingin tersampaikan. Semoga dapatnya yang terpilih menjadi pemimpin yang amanah, Sebisanya yang belum menang kemudian dapat memberikan kontribusi-kontribusi dan solusi permasalahan bangsa untuk mendukung pemerintahan baru yang terlantik sebagai wujud sportivitas yang tinggi.



Wassalamualaikum Wr Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar