Disini sebelum membahas lebih detail tentang struktur dan tipe pemukiman masyarakat desa menurut saya yang harus dimengerti adalah mengenai kata kunci berikut :
Sosiologi Sosiologi Pertanian & Sosiologi pedesaan Aspek-aspek struktural masyarakat desa Struktur fisik desa Pola pemukiman masyarakat desa
Skema hubungan yang saya gambarkan diatas adalah sangat berkaitan erat terhadap penjelasan materi selanjutnya. Dimulai dari Sosiologi, sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar manusia dan berbagai aspek yang ada didalamnya. Kemudian Sosiologi itu terbagi lagi menjadi suatu disiplin ilmu yang lebih spesifik yakni Sosiologi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan. Keduanya adalah saling berkaitan dan kerap disama artikan namun sebenarnya kedua ilmu tersebut berbeda. Dahulu Sosiologi Pedesaan telah cukup menjelaskan mengenai sosiologi pertanian didalamnya karena sebagian besar masyarakat desa berprofesi sebagai petani. Akan tetapi itu berbeda dengan keadaan saat ini, masyarakat desa tertentu saja yang kemudian berprofesi sebagai petani. Maka perlu dipisahkan lagi antara Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian yang lebih spesifik membahas pola-pola hubungan timbal balik masyarakat pertanian yang memang kebanyakan tinggal di desa.
Setelah itu maka yang kemudian harus dipelajari adalah Aspek-aspek struktural masyarakat desa yang didalam pembahasannya mencakup mengenai struktur fisik desa dan pola pemukiman masyarakat desa. Struktur fisik Desa erat kaitannya dengan lingkungan fisik desa itu dalam berbagai aspeknya yang ada didalamnya. Khususnya berkaitan dengan lingkungan geografis dengan segala ciri-cirinya seperti: iklim, curah hujan, keadaan atau jenis tanah, ketinggian tanah, tingkat kelembapan udara, topografi dan lainnya. Variasi dalam perbedaan ciri-ciri fisik ini akan menciptakan pula perbedaan dalam dalam jenis tanaman yang ditanam, sistem pertanian yang diterapkan, dan pola kehidupan dari masing-masing kelompok masyarakatnya. Lingkungan geografis yang memberi kemungkinan untuk budidaya tanaman padi akan menciptakan masyarkat petani sawah yang berbeda dengan lingkungan geografis yang cocok untuk budidaya tanaman gandum dengan petani gandumnya. Tanah-tanah yang kurang subur akan cenderung meciptakan desa-desa kecil yang terpencar, berjauhan satu sama lain, dengan penduduk yang jarang. Sebaliknya, tanah-tanah yang subur akan cenderung menciptakan desa-desa yang besar, berdekatan satu sama lain, dan berpenduduk padat.
Kemudian dari uraian struktur fisik desa diatas dapat dijelaskan mengenai Pola Pemukiman Masyarakat Desa. Pola permukiman (settlement pattern) penduduk desa merupakan salah satu aspek yang dapat menggambarkan dengan jelas keterkaitan antara sruktur fisik desa dengan pola kehidupan internal masyarakatnya. Menurut Smith dan Zopf (1970: 103), pola permukiman (type of settlement, from of settlement, atau settlement pattern) adalah berkaitan dengan hubungan-hubungan keruangan (spatial) antara permukiman (petani) yang satu dengan yang lain dan dengan lahan pertanian mereka.
Menurut Paul H. Landis (1948:16-28), ia membedakan empat pola permukiman yang umum terdapart di dunia, yakni:
1. The Farm Village Type (FVP)
The farm village type (FVP) adalah pola permukiman dimana penduduk (petani) tinggal bersama-sama dan berdekatan di suatu tempat dengan lahan pertanian berada di luer lokasi permukiman.
Pola ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan dua pola lainnya, antara lain: memungkinkan terjadinya hubungan yang intim antar warga/tetangga, kedekatan dengan berbagai lembaga, kedekatan teman bermain bagi anak-anak, memudahkan terjadinya saling tolong-menolong atau keja sama antara sesama warga.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :
The farm village type (FVP) memiliki keuntungan dan kerugian diantaranya:
1) Keuntungan The farm village type, antara lain:
a. Memudahkan untuk saling tolong menolong.
b. Kerja sama dalam menanggulangi bahaya atau berbagai bentuk kesulitan lainnya.
c. Memupuk kerukunan yang tinggi dan sekaligus menghilangkan gejala individualisme ekstrim.
2) Kerugian The farm village type, antara lain:
a. Pola permukiman ini kurang menguntungkan jika dilihat dari segi tujuan ekonomis.
b. Lahan pertanian yang jauh dari permukiman umumnya cenderung terpecah-pecah (fragmentaristik).
c. Dilihat dari segi teknis pola ini menyulitkan dan terkadang bahkan tidak memungkinkan untuk penerapan system dan teknologi modern.
d. Tempat tinggal yang berdekatan. Hubungan yang intim antar warga, menyebabkan perubahan serta pembaharuan menjadi sulit untuk dilaksanakan.
e. Mudahnya saling tolong menolong antar sesama warga lemahnya jiwa mandiri (self-help).
f. Penularan dengan cepat penyakit menular (epidemi).
2. The Nebulous Farm Type (NFT)
The nebulous farm type (NFT) adalah pola permukiman dimana penduduk di samping yang tinggal bersama-sama di suatu tempat, terdapat penduduk yang tinggal tersebar di luar pemukiman itu. Seperti pola FVP, lahan pertanian juga berada di luar tempat permukiman, kecuali bagi penduduk yang tinggal di luar permukiman itu.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :
3. The Arranged Isolated Farm Type (AIFT)
The arranged isolated farm type (AIFT) adalah pola permukiman dimana penduduk tinggal di sekitar jalan dan masing-masing berada di lahan pertanian mereka, dengan suatu trade center diantara mereka. Pola permukiman ini umumnya umumya terdapat di sepanjang tepi sungai. AIFT merupakan pola permukiman yang ideal baik dilihat dari segi ekonomis dan kehidupan social.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :
The arranged isolated farm type (AIFT) memiliki keuntungan dan kerugian, yakni:
1) Keuntungan the arranged isolated farm type (AIFT) antara lain:
a. Warganya cukup dekat untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga tercipta kehidupan social yang cukup tinggi.
b. Modernisasi pertanian dalam AIFT dipermudah.
2) Kerugian the arranged isolated farm type (AIFT) antara lain:
a. Sulit terciptanya tradisi yang ketat.
4. The Pure Isolated Farm Type (PIFT)
The pure isolated farm type (PIFT) adalah pola permukiman yang penduduknya tinggal dalam lahan pertanian mereka masing-masing, terpisah dan berjauhan satu sama lain, dengan suatu trade center.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :
The pure isolated farm type (PIFT) keuntugan dan kerugian antara lain:
1) Keuntungan the pure isolated farm type (PIFT) antara lain:
a. Jiwa mandiri warganya yang tinggi
b. Jiwa demokrasi (liberal) yang tinggi
c. Teknologi (mekanisasi) dan system pertanian modern mudah diterapkan
d. Proses pembaharuan mudah diadakan karena tidak terhambat oleh adat istiadat atau tradisi.
2) Kerugian the pure isolated farm type (PIFT) antara lain:
a. Kurang terciptanya kerukunan dan saling tolong menolong
b. Terciptanya individualisme yang ekstrim
c. Ancaman terhadap keamanan lebih besar
d. Mahalnya lembaga-lembaga dan sarana-sarana pokok yang melayani mereka (sekolah, gereja, perairan).
Trade center (TC) memiliki peranan yang besar terhadap dinamika kehidupan masyarakat desa, baik pada AIFT maupun PIFT. TC tidak hanya berfungsi sebagai pasar tempat menjual produk pertanian dan membeli barang-barang kebutuhan petani, melainkan juga media untuk nertemu dan berkomunikasi antara warga satu dengan yang lain. Sebab, di TC juga bertempat tinggal orang-orang dengan berbagai keahlian seperti dokter, ahli hukum, guru, ahli mesin dan lain-lain, sehingga tempat ini menjadi tempat pelayanan (service center).
SUMBER:
Rahardjo.1999.”Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian”, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar