Pengikut

Sabtu, 16 April 2011

Penerapan Blue Ocean

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Program-program pembangunan pertanian yang semakin tidak terarah tujuannya akan menjerumuskan sektor pertanian pada kehancuran. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yaitu hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, dan pendekatan yang sentralistik. Usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha skala kecil, modal yang terbatas, penggunaan teknologi yang masih sederhana, sangat dipengaruhi oleh musim, dan wilayah pasar lokal. Sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), akses terhadap kredit, teknologi dan pasar yang rendah, pasar komoditi pertanian yang sifatnya monopsoni/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, tetapi juga dihadapkan pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk pertanian yang mempunyai daya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita apabila menginginkan pertanian menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja, tetapi diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik sehingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat yang mana sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkelanjutan dan desentralistik.
Saat ini diperlukan sebuah inovasi baru dalam pengembangan sistem ekonomi pertanian yang diharapkan mampu menguntungkan semua pihak. Sistem Ekonomi Blue Ocean (SEBO) menjadi pilihan tepat untuk mengatasi permasalah di atas, karena SEBO merupakan sistem ekonomi yang lebih menekankan pada keragaman komoditas perdagangan pada pasar bebas. Sektor pertanian lebih ditekankan pada keragaman jenis tanaman pangan untuk menciptakan kestabilan harga pasar agar tidak terjadi monopoli harga akibat keseragaman jenis tanaman pangan. SEBO juga menerapkan pola ekonomi yang tidak saling merugikan satu sama lain akibat ragam komoditas pasar yang ditawarkan, misalnya pada sebuah pedesaan terdapat lima orang petani yang mana lima orang tersebut menanam satu padi yaitu padi jenis A maka akan menyebabkan persaingan diantara para petani tersebut, sehingga menyebabkan penurunan harga padi jenis A. Dengan adanya SEBO maka mereka dapat meningkatkan harga jual padi karena dengan SEBO akan menimbulkan keberagaman jenis padi sehingga akan muncul jenis padi A, B, C, D dan E.
Dalam penerapan SEBO pada desa pertanian, langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan ragam jenis komoditas pertanian yang akan ditanam. SEBO tidak hanya memfokuskan pada satu jenis komoditas pertanian, tetapi apabila tidak bisa sepenuhnya diterapkan masih ada toleransi yaitu berbeda varietas. Sebagai contoh, ketika tidak bisa menanam padi, sawi, jagung, ataupun kedelai maka suatu lahan dapat ditanami padi rojolele, padi R-15, padi pulut pisang, padi musang, ataiupun padi sambung. Hal ini akan membuat keragaman komoditas pertanian makin besar yang berdampak pada harga keseimbangan pasar yang lebih tinggi dari sebelumnya dan tidak hanya terfokus pada satu komoditas pertanian. Hal lain yang berbeda dari sistem ekonomi sebelumnya adalah SEBO menjadikan keragaman komoditas pertanian untuk saling melengkapi satu sama lain dan tidak saling bersaing untuk memenangkan harga tertinggi pada keseimbangan harga pasar. Dari sistem pertanian itu dapat menimbulkan strategi yang mampu mengubah pola pikir petani yang dahulu hanya memikirkan jual dan beli.
1.2. Rumusan Masalah
Makalah ini ini berisi beberapa rumusan masalah seperti :
1. Apa saja permasalahan pertanian di Indonesia saat ini?
2. Bagaimana penerapan sistem ekonomi Blue Ocean dalam bidang pertanian?
3. Bagaimana penerapan sistem ekonomi Blue Ocean pada tanaman padi dan sayur?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Kondisi pertanian di Indonesia saat ini,
2. Penerapan sistem ekonomi Blue Ocean dalam bidang pertanian,
3. Penerapan sistem ekonomi Blue Ocean pada tanaman padi dan sayur.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Pemerintah
Dengan adanya tulisan ini, pemerintah dapat mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi pertanian saat ini. Sehingga, pemerintah dapat membuat program kerja untuk memperbaiki sistem pertanian di Indonesia dengan sistem ekonomi Blue Ocean. Pemerintah dapat menelaah permasalahan sistem ekonomi petani yang masih buruk sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan dan peraturan demi mensejahterakan masyarakat petani di Indonesia. Komoditas pangan yang identik dengan komoditas politik harus dijaga ketahanannya untuk mewujudkan Negara mandiri dan swasesmbada, di makalah ini ada banyak masukan mengenai strategi pemasaran tanaman padi dan sayur sebagai komoditas pertanian yang paling penting.

2. Bagi Petani
Petani dapat memperbaiki sistem pertanian masih belum sepenuhnya bagus dalam penerapan sistem ekonomi pemasaran dan penentuan jenis komoditas yang ingin dihasilkan dengan penerapan sistem ekonomi Blue Ocean. Petani juga dapat membandingkan sistem ekonomi lama dengan sistem ekonomi Blue Ocean agar terjadi suatu perbandingan nyata yang bisa dirasakan oleh petani. Di makalah ini lebih dispesifikkan pada tanaman padi dan sayur dimana sebagian besar petani di Indonesia bergerak pada bidang tersebut. Pada sektor komoditas pangan tersebut petani dapat benar-benar memperbaiki sistem perekonomian pemasaran dengan strategi yang sangat baik.

3. Bagi Mahasiswa
Hasil tulisan makalah ini dapat dijadikan referensi dalam mempelajari pemasaran hasil pertanian dan ekonomi pertanian. Mahasiswa juga dapat memahami permasalahan yang ada pada petani di Indonesia dan harapannya dengan adanya hasil tulisan makalah ini mampu mengantarkan pada suatu pemikiran mahasiswa dalam bentuk solusi penanganan permasalahan petani di Indonesia. Dalam pembahasan tanaman pangan yang difokuskan pada tanaman padi dan tanaman sayur sebagai komoditas penting dalam bidang pangan dapat dipelajari konsep-konsep strategi ketahanan pangan dan program menuju pada swasembada pangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Petani
Wicak (2000) berpendapat bahwa petani adalah kata yang tidak asing ditelinga kita identik dengan kemiskinan dan level bawah. Kaum yang berprofesi dengan menanam tanaman pangan di lahan, baik itu lahannya sendiri ataupun di lahan orang yang bukan milik sendiri dengan hak milik orang lain populasi terbanyak ada di daerah pedesaan yang lahan pertaniannya masih relatif luas. Isu penderitaan petani biasanya dijual oleh LSM untuk mendapatkan keuntungan lagi. Isu para petani biasanya muncul saat pemilu akan diadakan, karena negeri ini banyak dihuni oleh para petani sebagai ajang memperebutkan suara untuk meraih kursi di dewan yang tidak lagi terhormat seperti yang sering kita lihat pada kejadian yang terjadi di kehidupan sehari-hari masyarakat.

2.2 Definisi Pemasaran
Pengertian pemasaran Menurut WY. Stanton (2001) pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
Menurut H. Nystrom (1998) mengatakan pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
Menurut Philip dan Duncan (1995) pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
Pengertian pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
2.3 Definisi Tengkulak
Soerjono Soekanto (1998) mengatakan tengkulak berarti seseorang yang membeli semuanya (seluruhnya) dengan membeli banyak-banyak. Tengkulak juga seorang pedagang perantara (yg membeli hasil bumi dsb dari petani atau pemilik pertama), peraih harga beli yang umumnya lebih rendah daripada harga pasar.
Mubyarto (1989) mengatakan bahwa tengkulak bukan hanya menjadi monster bagi para petani, tetapi juga merupakan salah satu stabilisator harga terhadap suatu komoditas.
Sudiyono (2004) mengatakan bahwa engkulak merupakan lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani, tengkulak ini melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian.
2.4 Definisi Pasar Monopoli
Menurut Paul A. Samuelson (1995 p. 193-194) ,pasar Monopoli adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen tunggal. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan monopolis tidak ada barang substitusinya. Adanya ketidaksempurnaan atau tingginya hambatan di dalam memperoleh informasi tentang produk seperti harga dan kualitas. Perusahaan monopolis bebas untuk menentukan jumpah output dan harga produk kapan saja. Perusahaan monopolis bisa mendapatkan keuntungan di atas keuntungan normal dalam jangka panjang.
Persaingan monopoli, adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap individu tersebut (Pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk tersebut. Perusahaan-perusahaan tidak mampu untuk melakukan diffrensiasi produk atau produk homogen. Para pembeli dan penjual secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga ( Price taker ). Informasi tentang harga dan kualitas produk itu sempurna dan setiap perusahaan bisa dengan mudah mendapatkannya. Pada pasar ini tidak adanya hambatan untuk masuk atau keluar.
2.5 Definisi Sistem Ekonomi Blue Ocean
Blue Ocean strategy merupakan strategi yang berfokus pada: penciptaan pasar baru (yang bahkan sama sekali tidak dilirik oleh kompetitor), penciptaan nilai baru pada produk, penciptaan dan yang paling penting adalah membuat kompetisi menjadi tidak relevan (Khairul Ummah : 2006)
Blue ocean adalah sebuah teknik agar perusahaan dapat menciptakan ruang pasar baru yang belum terjelajahi (belum ada pesainganya) dengan memperluas batasan-batasan industri yang sudah ada sehingga kompetisi tidak relevan lagi karena aturan permainannya baru diciptakan (W. Chan Kim dan Renee Mauborgne : 2001)
Chan Kim (2006) mengatakan Blue ocean dapat disamakan dengan istilah value innovation. Yaitu bagaimana kita menemukan blue ocean (istilah yang artinya keluar dari kancah persaingan berdarah darah produk dengan menonjolkan keunikan dan memenuhi kebutuhan spesifik yang belum dilayani secara benar oleh pemain lain yang ada di pasar.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Permasalahan Pertanian di Indonesia
Sifat khas petani Indonesia adalah menanam tanaman budidaya pada musim yang sama dan dengan jenis tanaman yang sama pula. Cara-cara bercocok tanam dan penentuan jenis tanaman yang dipilih berbeda dengan yang dilakukan oleh petani di masa yang lalu, karena rupanya kebudayaan dalam sistem pertanian masih melekat sehingga tradisi bercocok tanam yang telah ada terus dilestarikan seiring dengan perubahan jaman dari tradisional ke modern dan adanya perubahan iklim global yang menyebabkan kondisi cuaca dan iklim tidak dapat diprediksi. Selain faktor kebudayaan, cara berpikir petani yang belum sepenuhnya berorientasi pada bisnis menjadi penghambat dalam revitalisasi pengembangan pertanian. Contoh kasusnya adalah petani pembudidaya tanaman pangan diluar musim masih sangat jarang padahal menanam tanaman pangan diluar musim menghindari terjadinya kelebihan pasokan komoditas produksi pangan yang akhirnya membuat harga beli jatuh. Justru dengan sistem menanam tanaman diluar musim akan menyebabkan harga beli naik, akibat pasokan diluar musim jumlahnya terbatas dan permintaan akan komoditas pangan itu tidak terbatas. Jelas sekali bahwa cara berpikir petani sangat penting dalam pola pikir agribisnis.
Dalam mengatasi permasalan sistem pertanian dan manajemen pemasaran yang masih buruk itu benar-benar segera diperlukan suatu terobosan baru untuk menciptakan perubahan yang signifikan demi kesejahteraan petani. Pada tanaman pangan yakni komoditas tanaman padi dan sayur mayur dimana dua komoditas tersebut erat sekali dengan sebutan tanaman pangan. Tanaman pangan adalah komoditas yang permintaan skala nasional tinggi namun harga jualnya masih begitu rendah sehingga pada kasus tanaman padi dan tanaman sayur secara khusus harus dibangun dengan pengembangannya harus secara menyeluruh mengena pada metode pemasaran dan sistem pertaniannya. Metode penggunaan lahan pertanian untuk komoditas seragam dalam musim yang sama serta dalam jumlah yang sangat besar hanya akan membuat pasokan melampaui kebutuhan nasional sehingga harga jatuh dan panen raya komoditas tanaman pangan justru akan menjadi suatu permainan monopoli tengkulak. Tengkulak pun akan membeli harga dibawah harga dasar ketetapan pemerintah ketika jumlah komoditas yang dihasilkan sangat banyak.













Gambar 1. Diagram permasalahan sektor pertanian
Tanaman sejenis yang ditanam bersamaan pada satu musim terkadang menguntungkan bangsa kita, karena itu akan membawa Negara kita pada swasembada pangan dan menjamin keberlangsungan ketahanan pangan. Kebutuhan komoditas pangan tidak hanya diminta konsumen dalam negeri, sehingga Indonesia dapat meng-ekspor produksi pangan ke luar negeri dengan harga jual yang lebih tinggi dari pasaran dalam negeri. Pemasaran hasil produksi yang merata ke seluruh kawasan nasional akan menghindarkan bencana rawan gizi, kelaparan atau bahkan penyakit busung lapar. Busung lapar pernah menyerang masyarakat dan balita di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2004 seperti ditunjukkan pada gambar 2dimana pada saat itu Negara kita sedang menikmati masa panen yang melimpah di Jawa, Sumatera dan sebagian daerah di Kalimantan. Pemasaran produksi pertanian yang belum merata menyebabkan ketersediaan komoditas pangan di NTT langka pada saat itu sehingga harga jual komoditas pangan tinggi sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat.
.
Gambar 2. Balita yang terserang busung lapar di NTT
Setelah panen raya komoditas pangan semusim terjadi, selanjutnya yang akan terjadi adalah jatuhnya harga komoditas pangan tersebut. Dapat dicontohkan dengan adanya panen raya padi, ketika pasokan melimpah dan pemerintah tidak mampu membeli seluruh pasokan yang melebihi kebutuhan pangan nasional sebagai wujud penstabilan harga pasar maka tengkulak akan memonopoli harga bahkan seringkali harga padi dibeli dibawah harga bawah yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal inilah yang selalu terjadi ketika datangnya musim panen dan petani tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena setelah panen yang berperan adalah para tengkulak dalam proses pembentukan harga pasar. Bila petani harus mendistribusikan secara langsung hasil panennya kepada konsumen itu terlalu sulit dan berbelit-belit karena berarti petani akan mengambil peran sebagi produsen skala kecil sekaligus sebagai distributor produksinya sendiri. Untuk menjadi produsen skala kecil saja seringkali masih kebingungan dalam menghadapi persoalan produksi, apalagi jika harus bergerak juga dalam distribusi.
Ketidakstabilan harga di pasaran akan merusak keseimbangan harga pasar yang telah ada sebelumnya. Pada musim panen padi, bertambah sedikit saja pasokan akibat panen raya akan membuat harga di pasaran berubah dengan begitu cepat. Hal ini disebabkan karena pangan merupakan kebutuhan skala nasional yang jumlah permintaannya tidak terbatas setiap harinya. Jadi pada musim-musim panen dan musim di luar panen harga beras dapat naik dan turun pada setiap hari, tergantung dari seberapa besar pasokan yang ada dalam mencukupi permintaan pasar. Namun jika yang terjadi adalah stok terlalu melampaui permintaan rata-rata setiap harinya, maka harga jual beras akan turun. Biasanya ketika harga beras naik, pemerintah hanya akan mengambil suatu kebijakan pelaksanaan operasi pasar dengan menjual beras murah kepada masyarakat seperti tampak pada gambar 3 dimana terjadi operasi pasar di kabupaten Jember pada agustus 2010. Namun hal tersebut tidak begitu efektif, karena naik turunnya harga beras dan komoditas pangan lainnya akan terus terjadi tatkala jenis tanaman ditanam pada musim yang sama dan terjadi penen raya sehingga pada musim diluar panen harga akan naik drastis. Fenomena naik turunnya harga beras ini menunjukkan bahwa manajemen dalam bidang tanaman pangan sulit dikendalikan dan peredarannya masih belum bisa sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah. Padahal tugas pemerintah adalah sebagai pengatur kestabilan dan ketahanan pangan dengan segala kebijakannya dan peraturan-peraturan yang ada.

Gambar 3. Operasi beras di Jember bulan agustus 2010

3.2. Penerapan Sistem Ekonomi Blue Ocean pada Bidang Pertanian
Sistem ekonomi Blue Ocean dalam bidang pertanian menekankan pada penciptaan keberagaman komoditas untuk mensiasati berlebihnya panen raya satu komoditas yang sangat rentan dimonopoli harganya oleh tengkulak dan menciptakan keberagaman jenis tanaman dari sistem penanaman yang sebelumnya seragam. Blue Ocean diterapkan pada bidang pertanian dengan menciptakan keberagaman jenis tanaman pangan yang ditanam, kemudian menjadikan keberagaman itu sebagai produk yang akan dijual di pasar untuk saling melengkapi satu sama lain. Pada sistem tanaman sejenis keberadaan produksi pangan lainnya justru akan menjadi masalah dalam persaingan penjualan. Namun dengan sistem ekonomi Blue Ocean justru sebaliknya yang akan terjadi, setiap komoditas pertanian yang dihasilkan akan saling melengkapi kebutuhan konsumen dan akan menstabilkan harga pasaran dengan pasokan produk pertanian yang tidak melimpah namun mampu mencukupi dengan berbagai jenis hasil produksi komoditas tanaman pangan.
Menciptakan suatu sistem diatas sistem perekonomian petani yang sudah terlebih dahulu ada sangatlah sulit. Penerapan sistem ekonomi Blue Ocean tidak bisa dilakukan serta merta begitu saja, terlebih dahulu yang harus dilakukan adalah memberikan wawasan penyuluhan kepada petani mengenai dampak buruk sistem ekonomi yang lama dengan mempertahankan penciptaan komoditas tanaman pangan sama di musim yang sama pula. Sehingga maksud dan tujuan gagasan bisa diterima terlebih dahulu oleh petani pedesaan. Penyampaian informasi kepada petani haruslah obyektif dan benar-benar berdasarkan data pengamatan ilmiah dalam pelaksanaan sistem ekonomi Blue Ocean.












Gambar 4. Diagram penerapan sistem ekonomi Blue Ocean pada bidang pertanian
Pemilihan jenis tanaman yang hendak ditanam dan menyesuaikan dengan keadaan lahan. Cuaca dan ketersediaan sarana produksi haruslah dipikirkan. Agar pelaksanaan sistem ekonomi Blue Ocean tidak terkesan asala-asalan saja. Misalnya, pada suatu area tertentu lahan persawahan dari yang dulunya ditanami padi jenis A kini menjadi di Tanami padi jenis A, B, C, D, dan E. Hal itulah yang berbeda dari sistem bercocok tanam lama, dalam proses pemikiran ekonomi pemasaran komoditas pertanian setelah musim panen hal ini akan sangat menguntungkan bagi petani. Jelas sekali dikatakan dalam hukum penawaran jika barang yang ditawarkan sedikit maka harga akan naik. Kemudian keberagaman komoditas yang ada akan memenuhi seluruh kebutuhan konsumen akan beragam jenis produk pangan.

Gambar 5. Lahan perkebunan semusim dan persawahan padi adalah contoh penanaman tanaman sejenis di musim yang sama dalam jumlah yang besar
Produk pangan beragam jenis yang berhasi diproduksi tidak akan dipersaingkan dalam pasar perdagangan bebas, namun adanya justru untuk saling melengkapi satu sama lain. Contohnya jika pada suatu pasar hanya dijual beras maka disana yang akan terjadi adalah persaingan dalam penjualan harga beras. Hal itu akan berbeda jika di pasar itu dijual beras, telur, sayur mayur dan bumbu dapur maka yang akan terjadi adalah keberagaman komoditas pangan tersebut akan saling melengkapi kebutuhan pangan konsumen yang tak terbatas. Sistem ekonomi Blue Ocean tidak menekankan untuk fokus pada satu jenis tanaman saja dan pada musim tertentu saja, namun sangat menekankan pada penciptaan beragam produksi pangan diluar musim untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menstabilkan harga di pasar.

Gambar 6. Contoh hasil komoditas pertanian yang beragam
Setelah segala pelaksanaan sistem ekonomi Blue Ocean selanjutnya adalah penguatan manajemem pemasaran kepada petani. Sistem ekonomi Blue Ocean menekankan untuk memperkecil peranan tengkulak, sehingga petani sebagai produsen skala kecil dapat membentuk suatu pasar di wilayahnya dengan bekerjasama dengan petani lainnya dalam menciptakan keberagaman produksi komoditas pangan. Melakukan transaksi dengan konsumen skala kecil secara kecil lebih baik daripada harus menjual kepada tengkulak dengan banyak resiko yang harus diambil mulai dari sistem pembelian dihutang terlebih dahulu hingga sistem monopoli harga dengan membeli dibawah harga dasar ketetapan pemerintah. Pengelolaan keuangan yang baik harus dilakukan untuk menjami keberlangsungan usaha tani selanjutnya. Pemasaran yang baik adalah bagaimana memperkenalkan produk yang ditawarkan dan memasyarakatkan pasar tempat transaksi jual beli itu terjadi. Harga jual untuk mendapatkan besaran keuntungan harus disesuaikan dengan harga jual maksimal yang telah diatur oleh Pemerintah agar tidak saling mematikan produsen lain karena komoditas pertanian sangat rawan terjadi persaingan. Mengingat permintaannya yang semakin besar dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Kelemahan sistem ekonomi Blue Ocean pada bidang pertanian secara umum adalah penerapannya harus menyesuaikan dengan keadaan lahan dan jenis komoditas yang dipilih. Contohnya pada area persawahan yang tanahnya berlumpur, tentu tidak akan bisa dipaksakan menanam padi, tomat, jagung dan cabai pada saat itu. Yang bisa dilakukan adalah menanam padi namun dengan jenis yang berbeda. Selain itu Blue Ocean adalah strategi ekonomi terbaru pada saat ini sehingga nsure ure yang berisi makalah dan laporan percobaan penerapan pada bidang pertanian masih jarang dijumpai. Blue Ocean akan sulit diterima oleh kalangan petani karena mereka telah terbiasa dengan sistem yang lama, untuk mengubah dari sistem pertanian lama menuju sistem pertanian baru tidak bisa dilakukan serta merta begitu saja. Namun apabila petani mampu berpikir secara ekonomi dan membandingkan sistem lama dengan Blue Ocean hal itu akan mempermudah pengenalan dan penerapan sistem ekonomi Blue Ocean.

3.2. Penerapan Sistem Ekonomi Blue Ocean pada Tanaman Padi dan Sayur
Kebutuhan pangan lokal, regional, nasional hingga internasional sungguh sangat besar, sehingga kebutuhan pangan nasional memiliki kurva permintaan yang sangat tinggi. Untuk menjaga keberlangsungan pasokan perlu adanya suatu program pembangunan dan pengembangan sektor pertanian dalam hal ini untuk memperkuat ketahanan pangan. Ketahanan pangan akan tercipta ketika terjadi keseimbangan antara semua komponen bahan pokok komoditas pangan dari jumlah, harga maupun kualitas produknya. Sehingga program pemerintah saat ini yang belum sepenuhnya mengarah pada revitalisasi sektor pertanian harus digenjot dengan pembangunan pertanian skala kecil, yakni pengembangan sistem ekonomi pemasaran dan strategi pertanian yang tepat. Salah satu strategi yang baik adalah dengan menerapkan sistem ekonomi Blue Ocean karena pada saat ini yang terjadi adalah suatu lahan yang luas hanya ditanami tanaman sejenis setiap musim berganti. Padahal unsur hara tanah yang terus menerus diserap tanaman bisa berkurang dan ketika sudah habis maka keadaan tanah tidak akan subur.














Gambar 7. Diagram pelaksanaan penerapan SEBO pada tanaman padi dan sayur

Penerapan pada tanaman padi dan sayur adalah hal yang harus dilakukan, kerena komoditas pangan didominasi oleh komoditas tanaman padi dan sayur. Jika kedua komoditas itu mampu diolah dengan baik, dikelola dengan strategi pemasaran yang baik dan dipasarkan dengan tepat maka hal itu akan membawa dampak positif bagi perekonomian petani. Namun pada kenyataan saat ini yang dilakukan petani adalah menanam tanaman sejenis pada musim yang sama dan dalam jumlah yang besar. Alasan petani hingga saat ini belum berani mencoba membuat keberagaman tanaman pada lahan pertaniannya adalah faktor hama. Semakin beragam suatu tanaman yang ditanam maka jenis hama yang akan menyerang akan semakin banyak. Hal inilah yang sering membuat petani ketakutan sebelum mencoba. Padahal sebenarnya jumlah hama itu tetap, yang semakin banyak hanyalah jenis. Bertambahnya jenis hama tidak dapat disama artikan dengan bertambahnya jumlah hama dan untuk menciptakan suatu keseimbangan ekosistem harus ada hewan arthropoda sebagai hama pada tanaman. Jika keragaman ekosistem hilang maka yang akan terjadi adalah ketidakseimbangan yang membuat jumlah predator maupun parasitoid bertambah banyak.
Keanekaragaman jenis padi dan sayur di Indonesia dari persamaan dalam hal cara tanam, kemampuan adaptasi terhadap suhu dan penyiraman, kondisi tanah yang mampu ditumbuhi dan karakteristik sifat hidup yang hampir sama harus dimanfaatkan dalam penciptaan berbagai jenis komoditas pangan dalam suatu area lahan pertanian. Tidak harus dengan memaksakan satu area lahan perseorangan, tapi lebih baiknya dengan mengumpulkan banyak petani dalam Gapoktan dan membagi tugas penanaman agar tanaman padi dan sayur sebagai dua komoditas paling berpengaruh dalam bidang pangan itu mampu memiliki daya jual tinggi oleh sebab keberagaman yang tercipta. Macam dan ragam tanaman padi adalah Padi Sawah IR36, Membramo, Cilamaya Muncul, Maros, Digul, Padi baru Cimelati, Gilirang, Ciapus, Fatmawati, Padi Hibrida Maro, Rokan, Hipa 1-8 Ceva Pioneer, Padi ketan Lusi, Ketongo, Setail, Ciasem dan Beras Merah. Untuk sayuran yang bisa ditanam bersamaan contohnya adalah tomat, wortel, bunga kol, buncis, bayam, sawi, kubis, terong, seledri, selada kriting, selada krop, mentimun, pare, pakcoy, kangkung, kacang panjang dan bawang merah maupun bawang putih.
Untuk jenis lahan yang dipakai, pada tanaman padi adalah persawahan milik petani dan untuk tanaman sayur adalah pada lahan kebun sayur milik petani sayuran. Tidak menutup kemungkinan sistem ini bisa diterapkan pada area perkebunan teh karena faktor kelembaban, suhu, radiasi matahari dan kondisi tanahnya sama seperti lahan kebun sayur. Jika perkebunan teh yang luas bisa ditambahkan dengan tanaman sayur maka jelas sekali nilai ekonomis yang didapat akan bertambah dengan seiring bertambahnya jumlah tanaman yanga ada dan beragam jenisnya. Pada intinya semua sistem ini hanya menciptakan keberagaman dari awalnya keseragaman untuk mengangkat nilai ekonomis yang lebih baik, sehingga peran dan pemahaman dari petani lah yang terpenting untuk pelaksanaannya.
Kelemahan penerapan sistem ekonomi Blue Ocean pada tanaman diatas adalah hama yang akan semakin beragam mengikuti arah keberagaman jenis tanaman yang ada. Namun dapat diatasi dengan pembagian tugas tanam melalui Gapoktan, sehingga keberagaman akan tetap tercipta dan memperkecil adanya hama karena luasan satu luasan lahan tidak langsung ditanami berbagai jenis tanaman. Penerapan sistem ekonomi Blue Ocean dimata petani akan sangat dilihat dari sudut pandang yang buruk mengenai hama yang akan timbul, namun sebenarnya hama yang timbul akibat metode tanam sistem ekonomi Blue Ocean sama jumlahnya seperti penanaman sebelumnya. Karena pada intinya, hama dapat dicegah dan keberadaan hama untuk menciptakan keseimbangan ekosistem sangat penting.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada sektor pertanian di Indonesia titik lemah pembangunannya adalah pada sistem ekonomi pertanian yang diterapkan dimana masih sering terjadi tengkulak sebagai distributor membeli komoditas pertanian kepada petani sebagai produsen skala kecil dengan harga dibawah harga dasar yang telah ditetapkan pemerintah dan seringkali memonopoli harga ketika produksi petani melimpah. Sesuai dengan primsip ekonomi ”ketika jumlah barang banyak maka harga akan turun” walaupun seharusnya harga pada keseimbangan pasar tidak harus turun.
Dengan penerapan sistem ekonomi Blue Ocean diharapkan permasalahan yang terlatak pada sistem ekonomi khususnya pemasaran komoditas pertanian mampu teratasi dengan menciptakan keberagaman komoditas pertanian yang kemudian saling melengkapi satu sama lainnya sehingga hasil tidak hanya fokus pada satu atau dua komoditas saja tetapi juga pada beberapa komoditas pertanian untuk menghindari panen melimpah melampaui kebutuhan.

4.2 Saran
1. Bagi Pemerintah
Pemerintah dalam menginformasikan harga bawah komoditas pertanian harus menjangkau hingga lapisan bawah (petani kecil) untuk menjamin keterbukaan informasi sehingga mampu memperkecil terjadinya monopoli harga. Dalam penentuan kebijakan strategis, pemerintah harus bercermin dari keadaan sosial ekonomi petani di Indonesia, karena sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencahariaan sebagai petani dan komoditas pertanian sebagai komoditas politik dengan kebijakan subsidi harus benar-benar dijaga dengan baik agar rakyat keci lah yang mendapatkan subsidi sembako bukan justru mereka kalangan tengkulak untuk kemudian dibeli dan dijual lagi.

2. Bagi Petani
Sistem ekonomi Blue Ocean jika diterapkan pada sektor pertanian skala kecil maupun skala besar akan mengurangi terjadinya stok diluar kapasitas sehingga menyebabkan harga turun. SEBO justru menekankan pada penyeimbangan pasokan produksi pertanian yang beragam untuk saling melengkapi satu sama lain dalam penciptaan harga keseimbangan pasar sempurna.

3. Bagi Mahasiswa
Masih banyak permasalahan lain di Indonesia selain pada sektor ekonomi pertanian terutama pemasaran hasil pertanian. Pada sektor penyediaan sarana produksi dan sektor kelembagaan sosial yang buruk contohnya, sampai saat ini masih belum teratasi dengan baik. Klaim mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah harus dibuktikan dengan memberikan kontribusi atas banyaknya permasalahan pertanian lainnya di Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA


Anonimous (2009). Pembangunan Pertanian Indonesia. http://hulondhalo.com/2009/07/sebuah-ikhtiar-pembangunan-pertanian-indonesia. (Tanggal akses: 19 Desember 2010)

Anonimous (2009). Blue Ocean Strategy. http://www.blueoceanstrategy.com/ . (Tanggal akses: 19 Desember 2010)

Anonimous (2010). Definisi Petani. http://definisi.net/story.php?title=petani (Tanggal akses : 20 Desember 2010)
Anonimous (2009). Tengkulak dan Monopoli. http://artikata.com/translate.php (Tanggal akses : 20 Desember 2010)
Anonimous (2009). Petani Indonesia. http://putracenter.com/tag/definisi-monopoli (Tanggal akses : 20 Desember 2010)
Kadariah, 1994. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Mubyarto. 1984. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES

Nasution, S.H., H.B Tarmizi, dan Syahril M.M. 2006. Teori Ekonomi Mikro. Medan: USU Press

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar