Bismillahirohmanirrohim…
Menghirup udara pagi yang segar, menyaksikan serta mendengar semarak suara alam bersahutan menyambut terbitnya mentari dari ufuknya dan merasakan rasa hangat setelah dingin dimalam. Semuanya gratis, untuk kemudian menjadi syukur yang luar biasa ketika mata ini masih bisa memandang sekitar nun begitu indahnya, hidung masih mampu menghirup, sendi-sendi rangka masih bisa digerakkan. Sungguh luar biasa nikmat yang diberikan Allah SWT. Setidaknya kita masih bisa merasakan empuknya kasur kamar kost atau kamar milik orangtua, sedangkan diluar tadi malam banyak saudara yang tak seberuntung kita tidur di trotoar jalan beralas tikar berselimutkan awan hitam di langit. Setidaknya kita masih bisa berangan menu makanan apa yang ingin kita nikmati pagi ini, tatkala kita tersenyum melihat isi dompet masih menyisakan rupiah demi rupiah sedangkan saudara kita yang pagi ini mengais recehan di simpang empat lampu merah belum mendapatkan sedikit recehan saja untuk membeli pisang goreng sebagai pengganjal perut mereka. Teringat keluh iba seorang anak 8 tahun 2 hari lalu pada sore menjelang malam, ia ingin segera pulang ke rumah. Namun ia harus membawa hasil meminta-minta pulang ke rumah Rp 20.000,- dan sampai saat itu uang yang masih terkumpul Rp 16.400,-. Kalau belum mendapat Rp 20.000,- ia tidak boleh pulang dan ketika aku bertanya mengapa?? Ia akan dipukul ibunya, dicaci maki dan harus tidur diluar rumah pabila ia tak membawa sejumlah uang yang mesti disetor pada ibunya. Entah ceritanya benar atau tidak, tapi sorot mata keluguannya mampu membuatku iba dan kali ini aku percaya itu benar. Seorang anak manusia, yang mestinya masih bisa merasakan indahnya bermain kelereng, memancing ikan di sungai atau bermain PS kini harus memikirkan bagaimana mendapat uang Rp 20.000,- setiap harinya seusai ia pulang sekolah. Bahkan ia masih memiliki jiwa yang sempurna, tatkala aku merogoh uang pada sakuku ia menolak. Biasanya peminta-minta pada umumnya langsung menyaut dengan seketika. Namun akhirnya ia pulang dengan uang sesuai targetnya, terpaksa ia harus menerimanya. Bukankah kita lebih beruntung dari mereka walaupun terkadang kita semua masih belum puas dengan apa yang kita miliki? Dengan melihat keadaan yang lebih buruk dari yang kita punyai, semestinya mampu membuat kita bangga, puas dan bersyukur yang luar biasa pada Allah SWT pada setiap hari selama hidung ini masih mampu menghirup dengan normal.
Bersyukur atas apa yang kita miliki, berarti mensyukuri dengan apa adanya diri kita saat ini. Karena Memberikan nilai lebih pada penghargaan terhadap diri seseorang bukan dengan merk baju apa yang dikenakan, sepatu yang dipakai, bedak apa yang mempertebal pipinya atau sebesar apa kaca untuk bersolek. Suatu hari aku melihat disekitarku banyak hal-hal yang berubah, ketika seorang wanita jatuh cinta pada seorang laki-laki. Ia makin sering berdandan, pergi ke salon dan memaksakan dirinya tampil lain dari setiap hari yang ada. Mungkin ini bisa dimaklumi sebagai standar kewajaran asasi setiap wanita. Lalu suatu hari lain aku mendengar disekitarku banyak wanita memamerkan kelebihan pasangannya masing-masing setinggi tak berujung tak tertandingi dan anehnya semua tidak ada yang ingin mengalah. Mungkin ini juga suatu kewajaran wujud cinta pada pasangan masing-masing. Hari-hariku penuh dengan cerita-cerita yang tidak sengaja aku dengar, karena selain banyak teman laki-laki aku juga banyak dekat dengan teman wanita. Dan cerita panjang itu akhirnya berakhir pada suatu hari, ketika derai tangis airmata dibawa kedalam bangku kelas perkuliahan. Dan aku kemudian tahu bahwa masalahnya lagi-lagi asmara, putus dari pasangannya. Tak lagi di hari selanjutnya berpenampilan seperti biasanya, tak lagi ia membanggakan orang yang selalu dibanggakan bahkan justru jadi menjatuhkan dan hari-hariku berubah jadi hari penuh kebingungan hal tersebut. Ternyata aku sadari, bahwasanya cinta telah membuat wanita rela memaksakan dirinya berubah menjadi apa yang diinginkan pasangannya dan cinta mampu memuji lalu menjatuhkan yang dicinta dengan begitu cepatnya serta cinta mampu melambungkan hati setinggi-tingginya dengan cepat lalu menjatuhkan sekencang-kencangnya.
Banyak bencana alam akhir-akhir ini, semestinya membawa kita pada rasa syukur yang lebih. Esok harus lebih baik dan setiap hari yang ada haruslah dimaksimalkan dengan aktualisasi diri yang luar biasa. Klaim manusia sebagai makhluk paling sempurna haruslah dibuktikan dengan sikap dan tingkah perilaku yang sesuai dengan pedoman kita yakni Al-kitabullah dan Al-Hadist. Betapa indahnya jika hidup ini saling berbagi dan ikut merasakan kegelisahan hati saudara kita lainnya. Sungguh sempurna bila dunia ini dipenuhi cinta yang luar biasa, ketika dua insane manusia bisa saling dicinta dan mencinta dengan sewajarnya cinta manusia kepada manusia. Kita semua tidak akan pernah tahu sampai kapan kita bisa mengukir amal baik didunia ini, namun yang harus kita tahu adalah dalam setiap waktu yang kita jalani kita harus menciptakan amal khasanah untuk menyelamatkan pada suatu hari di akherat kelak. Setiap laki-laki dan wanita yang diciptakan oleh Allah SWT telah cukup dipertimbangkan kadar baik dan buruknya, tidak perlu menjadi Sandra Dewi, Luna Maya, Cut Tari atau Agnes Monica untuk tampil sempurna karena hanya cukup dengan menjadi diri sendiri yang apa adanya dan dengan ketulusan hati yang luar biasa segala yang ada pada dirinya akan tampak elok nan estetis, seakan sesempurna bidadari. Menjadi wanita yang dewasa dengan cara berfikir ke depan dan menghilangkan sifat kekanakan pada diri, untuk serius dalam bersikap dan bertingkahlaku dihadapan setiap orang. Tenang dan sedikit bicara itu lebih baik daripada banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak penting yang ujung-ujungnya mengarah pada ghibah (ngrasani). Dan yang terakhir, pabila kita benar-benar bisa mensyukuri atas apa-apa saja yang telah diberikan Allah SWT kepada kita maka sesungguhnya kita akan mampu tersenyum dalam setiap masalah yang diujikan Allah dan bahagia dalam derita yang sesaat untuk bahagia selama-lamanya. Semoga kita semua termasuk golongan manusia yang kelak akan mendapatkan syafaat dan bertemu dengan Nabi Agung Muhammad SAW di surge yang nun begitu didamba kekasih-kekasih-Nya.
Amien ya robal alamin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar