Pengikut

Sabtu, 16 April 2011

KESETIDAKPAHAMAN KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI

Kelembagaan (social institusion) dan organisasi (social organization) merupakan kata yang sudah umum dikenal masyarakat, namun pengertian dalam sosiologi berbeda. Keduanya memililki hubungan yang kuat, sering muncul bersamaan namun juga sering digunakan secara bolak-balik, karena menyangkut objek yang sama.
Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964: 61) “belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam kalangan para sarjana sosiologi untuk menerjemahkan “social institution”. ketidaksepakatan tersebut bukan sekedar apa padanan katanya daam bahasa Indonesia. Yang lebih penting adalah makna kata itu sendiri seharusnya.

Dua Aspek Kajian dengan Menggunakan Dua istilah

Objek ini mengkaji 2 hal yang berbeda, yaitu :
1. Kelembagaan dan Organisasi
2. Aspek kelembagaan dan aspek keorganisasian
Secara kronologis kedua objek tersebut yang pada awalnya berbaur, kemudian terpisah karena sosiolog tersebut hanya mengenal satu kata saja dalam menerangkan fenomena social : institution saja atau organization saja. Pada akhirnya, kira-kira mulai tahun 1950-an istilah institution fokus kepada aspek-aspek nilai, norma, dan perilaku; sedangkan organization fokus kepada struktur.

Dua Aspek yang Jadi kajian

Kelembagaan memililki dua bentuk, yaitu sesuatu yang dibentukoleh masyarakat itu sendiri, serta yang datang dari luar yang sengajaja dibentuk.(Knight 1952 : 51)
Kelembagaan (atau orgaisasi) memiliki dua bentuk juga disampaikan oleh Uphoff (1986 : 9) yaitu: organisasi dalam bentuk roles dan struktur, serta sesuatu yang mempengruhi perilaku (norma yang diturunkan dari nilai yang hidup).
Selaras dengan itu, Beals (1977 : 423-4) menyatakan organisasi dapat dilihat dari sisi structural( cara-cara anggota diorgaiasikan ) dan proses (perilaku daria anggota).

Kesadaran perlunya Pembedaan

Kesadaran perlunya perbedaan ini terlihat jelas E.Chinoy, ia menegaskan bahwa kelembagaan cenderung hanya membicarakan perilaku, dan yang lain tentang aspek organisasinya.
Siakp yang tegas juga disampaikan oleh Mac Iver dan Page, mereka membedakan objek yang dilihat pada institution dengan association.
Demikian pula dengan L. Broom dan Selznik, mereka mengungkapkan bahwa ad dua hal yang berbeda, yaitu ‘relasi yang berpola’ dengan ‘norma dan nilai’ yang terjadi dalam kehidupan social.
Meskipun telah disadari ada dua hal yang berbeda, namun bagaimana membedakannya tidaklah mudah


Ragam Bentuk Pembedaan yang Timbul

Setidaknya ada 4 bentuk cara membedakan yang timbul


KELEMBAGAAN
ORGANISASI
1. Cenderung tradisisonal
2. Dating dari masyarakat itu sendiri
3. Memiliki aspek organisasi4. 1. Cenderung modern
2. Datang dari atas
3. Organisasi adalah kelembagaan yang belum melembaga.
4. Merupakan organ dalam kelembagaan
Dari bahasan di atas, terlihat ada 3 hal (kelembagaan, perilaku, dan struktur),

Pengertian “LEMBAGA” dan “KELEMBAGAAN”

Isilah kelembagaan memberi tekanan pada 5 hal, yaiitu

1. Kelembagaan berkenaan dengan sesuatu yang permanen, karena dipandang rasional dan disadari kebutuhannya dalam kehidupan.
2. Berkaitan dengan hal-hal yanag abstrak yang menentukan perilaku. Kumpulan dari hal yang abstrak tersebut terutama norma social diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat.
3. Berkaitan dengan perilaku, atau seperangkat mores (tata kelakuan), atau cara bertindak yang berjalan di masyarakat.
4. Menekankan pada pola perilaku yang disetujui dan memeiliki sanksi.
5. Cara-cara yang standar untuk memecahkan masalah, tekanannya pada kemampuan memecahkan masalah.
Dari uraian diatas klembagaan memiliki perhatian utama pada perilaku yang berpola yang sebagian besar datang dari norma-norma ang dianut.

Pengertian “ORGANISASI” dan “KEORGANISASIAN”

Ada 5 tekanan yang diberikan pada istilah ini, yaitu
1. Istilah orgaisasi social (social organization) diartikan sebagai kesalinghubungan antar bagian, yang dinilai esensial bagi tercapainya suatu kesatuan social, baik pada satu grup kecil, komunitas, maupun masyarakat yang lebih luas.
2. Berkenaan dengan aspek peran. Kesaling hubungan tersebut dibutuhkan karena tiap bagian memiliki peran yang berbeda-beda.
3. Berkenaan dengan struktur. Dalam perkembangannya, istilah organisasi social memiliki dua penggunaan. Organisasi merupakan suatu struktur dari peran yang diterima, yag dihasilkan dari interaksi peran.
4. Selain posisi dan tugas, ‘tujuan’ juga menjadi penentu yang pokok dalam suatu organisasi social. Cirri utama organisasi dibandingkan dengan kelembagaan, menurut sebagian penulis, adalah “kelompok social yang memiliki tujuan”. Dengan kata lain, tujuanlah yang menjawab terbentuknya suatu organisasi.
5. Formalitas. Formalitas dicirikan oleh perumusan tertulis peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar