Pengikut

Senin, 22 November 2010

Untuk BOSSS Tulungagung

Bismillahirohmanirrohim…

Pernah bernaung dibawah panji Smansaka Safer School merupakan suatu kebanggaan dalam hidupku. Meniti waktu demi waktu menimba ilmu beserta sejuta pengalaman yang lebih dari sekedar menjadi siswa saja. Luar biasa tatkala mengingat masa-masa terindah di SMA, ketika duduk manis termangu mendengarkan ceramah keilmuan sambil berharap cemas agar tidak ditunjuk maju kedepan kelas mengerjakan soal yang diujikan, berkumpul bersama teman-teman sebaya dengan karakter yang berbeda satu sama lain, sesekali meninggalkan jam pelajaran untuk sekedar ke kantin atau berangkat pagi-pagi untuk mengerjakan PR di sekolah serta harus berlari layaknya motor cross pada lapangan depan sekolah yang telah berubah menjadi arena motor cross pada setiap pelajaran olahraga (Bremm Bremmmm Breeemmmmm Ngeeeeenngggg, GUBRAK!! Glodakk). Bagaimana aku tidak terkesan dengan fasilitas yang diberikan, meja kayu yang bebas aku gambari dengan tulisan-tulisan konyol tatkala penat merajai, papan tulis yang bisa dipakai papan pengumuman palsu atau papan mengolok-olok teman seusai pulang sekolah serta yang paling istimewa adalah fasilitas memilih pacar mengingat banyaknya pilihan wanita bermacam tipe dan karakter dan pemandangan alami busana-busana indah ketat yang dibalut dengan parfum rasa harum surga para gadis-gadis ABG yang belum genap 17 tahun. Rasanya membayar SPP Rp 60.000,- per bulan tidak lah rugi, rasanya harus bangun pagi-pagi untuk menyiapkan buku-buku pelajaran setiap pagi tidak sia-sia. Segala itu hanya sebagian saja dari 3 tahun kisahku di Smansaka tercinta.

Bila berbicara mengenai rasa bangga, sungguh aku merasa bangga bisa berada disana kala itu. Kebanggaanku yang terbesar bukan karena aku anak orang kaya, tapi banyak anak orang kaya tidak bisa masuk Smansaka. Kebanggaanku yang terbesar bukan karena aku pintar, tapi karena banyak orang yang lebih pintar tidak bisa masuk Smansaka. Kebanggaanku yang terbesar bukan karena aku keren beken, tapi karena banyak orang yang sangat keren beken tidak bisa masuk Smansaka. Bila ditanya dimana puncak kebanggaan itu, bagiku bukan soal berapa banyak emas olimpiade yang bisa aku menangkan namun kebanggaan yang luar biasa itu adalah ketika mampu mengibarkan panji Smansaka Safer School berada pada puncak tertinggi. Menjadikan almamater tercinta yang adanya tidak hanya sekedar ada, meyakinkan pada seluruhnya bahwa kita layak diperhitungkan. Karena jika kita benar-benar renungkan, apalah guna kepandaian jika hanya dipakai untuk membodohi temannya, apalah guna menjadi siswa jika ia apatis dan tidak mau memikirkan kepentingan orang lain serta apalah gunanya terus belajar tanpa praktek langsung terjun ke lapangan menerapkan ilmu-ilmu yang dimiliki untuk memanajemen suatu kegiatan bagi kepentingan bersama. Maka sejak pencerahan itu datang, hatiku tertambat pada OSIS Smansaka untuk dapatnya aku bisa bergabung didalamnya. Dan syukur Alhamdulillah aku bisa berada pada kelompok kebanggaan garda depan siswa SMAN 1 Kauman yang sejak dulu dikenal dengan sebutan BOSSS. 2 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengenal jati diri OSIS Smansaka, berpuluh kegiatan yang terlaksana jadi bukti nyata kecintaan dan kesetiaan pada almamater atas tulusnya pengabdian serta besarnya semangat kebanggaan untuk dapat mengibarkan panji Smansaka Safer School di puncak tertinggi. Aktualisasi yang luar biasa dan semangat juang yang tinggi, kebersamaan yang harmonis tidak hanya mengubah ruang OSIS jadi penuh biru seluruh namun juga mampu mengantarkan segudang prestasi membanggakan pada altar mimbar upacara hari senin dengan datangnya piala-piala untuk ditunjukka pada kepala sekolah dan seluruh siswa sebagai tanda bahwa : ini lho kami, kami ada bukan sekedar ada tapi kami ada disini untuk persembahan terbaik pada almamater tercinta ini.

Jika harus terulang ingatan kembali pada OSIS. Subahanallah, luar biasa bisa bergabung didalamnya. Pernah memimpin organisasi terbaik itu merupakan sejarah kebahagiaan yang akan terus terukir dalam hatiku sebagai goresan kebanggaan yang sempurna. Aku memang bukan orang terbaik untuk memimpin, namun sebisanya aku selalu membuat organisasi yang aku pimpin menjadi yang terbaik. Seandainya banyak orang tahu bahwasanya memimpin itu lebih sulit daripada dipimpin, tanggungjawab tidak hanya pada pejabat SMA namun juga pada Allah SWT dan yang paling mengerikan adalah kegagalan organisasi mutlak berasal dari pemimpin dan kepemimpinannya. Setiap kesalahan sedikit saja akan menjadi dosa besar, banyaknya aspirasi yang ingin direalisasi dalam proses musyarawarah mufakat sangat menyulitkan pengambilan keputusan, beda pendapat yang berujung pada kebencian satu sama lain sungguh merepotkan, keterbatasan anggaran dana yang disyahkan dalam rapat RAPBS selalu jadi masalah, kehadiran anggota yang hanya itu-itu saja orangnya sangat menyusahkan proses maksimalisasi kinerja yang telah tercantum dalam GBPKO yang telah disyahkan bersama MPK, dan ketika guru-guru di kelas memberikan ceramah pedas bagaikan petir di siang bolong mengenai aktivitas seorang organisatoris itulah peliknya. Makanya tidak banyak orang-orang hebat yang menyertai kepemimpinanku untuk membangun imperium-imperium kelas pemimpin bangsa pada saat itu. Karena yang kupercayai saat itu aku tidak butuh banyak orang bersamaku tapi tidak serius, aku hanya butuh sedikit saja orang yang bisa fokus. Karena yang kuyakini saat itu dalam setiap masalah besar yang aku alami aku masih memiliki Allah SWT yang maha besar. Hingga akhirnya aku mampu menyelesaikan masa bhaktiku dengan tuntas dan baik. Bukan hanya tanggungjawab pelajaran yang tuntas dengan bukti IJAZAH tatkala wisuda yang melegakanku, namun kebahagiaan yang besar ketika mampu menyelesaikan putaran roda organisasi dengan tuntas kala itu.

Wahai jiwa-jiwa pemuda yang masih dalam masa bhakti OSIS saat ini, aku ingin kalia bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Terus lebih baik dari sebelumnya yang lebih baik dan depenuh hati meyakini bahwa segala apa yang kalian lakukan kelak akan kalian unduh buahnya. Tidak untuk hari-hari dekat kedepan, tapi ketika kelak Allah SWT memberikannya pada waktunya. Teruslah bersemangat dan pastikan setiap aktivitasmu merupakan kemampuan terbaikmu. Jangan pernah ragukan kuasa-Nya, teruslah berdo’a memohon bimbingan dari yang maha kuasa baik dalam masalah besar ataupun tidak. Kalian semua lebih hebat, kalian semua yang terbaik saat ini dan untuk hari-hari kedepan. Tersenyumlah bangga kelak ketika diakhir masa bhakti kalian telah melakukan ini semua dengan baik, namun saat ini goreskanlah sejarah kebanggaan kalian masing-masing. Jangan hanya pandai berwacana namun kalian juga harus pandai mengaktualisasikan konsep-konsep kalian dalam bentuk nyata perwujudan. Semoga kalian semua diberi kekuatan dan keselamatan serta kesehatan untuk menjalankan roda organisasi luar biasa ini. Sampai jumpa di masa yang akan datang ketika kita semua menjadi para pemimpin bangsa sejati.

Amien ya robal alamin…

Minggu, 21 November 2010

Membawa Hati pada Rasa Syukur Diri

Bismillahirohmanirrohim…

Menghirup udara pagi yang segar, menyaksikan serta mendengar semarak suara alam bersahutan menyambut terbitnya mentari dari ufuknya dan merasakan rasa hangat setelah dingin dimalam. Semuanya gratis, untuk kemudian menjadi syukur yang luar biasa ketika mata ini masih bisa memandang sekitar nun begitu indahnya, hidung masih mampu menghirup, sendi-sendi rangka masih bisa digerakkan. Sungguh luar biasa nikmat yang diberikan Allah SWT. Setidaknya kita masih bisa merasakan empuknya kasur kamar kost atau kamar milik orangtua, sedangkan diluar tadi malam banyak saudara yang tak seberuntung kita tidur di trotoar jalan beralas tikar berselimutkan awan hitam di langit. Setidaknya kita masih bisa berangan menu makanan apa yang ingin kita nikmati pagi ini, tatkala kita tersenyum melihat isi dompet masih menyisakan rupiah demi rupiah sedangkan saudara kita yang pagi ini mengais recehan di simpang empat lampu merah belum mendapatkan sedikit recehan saja untuk membeli pisang goreng sebagai pengganjal perut mereka. Teringat keluh iba seorang anak 8 tahun 2 hari lalu pada sore menjelang malam, ia ingin segera pulang ke rumah. Namun ia harus membawa hasil meminta-minta pulang ke rumah Rp 20.000,- dan sampai saat itu uang yang masih terkumpul Rp 16.400,-. Kalau belum mendapat Rp 20.000,- ia tidak boleh pulang dan ketika aku bertanya mengapa?? Ia akan dipukul ibunya, dicaci maki dan harus tidur diluar rumah pabila ia tak membawa sejumlah uang yang mesti disetor pada ibunya. Entah ceritanya benar atau tidak, tapi sorot mata keluguannya mampu membuatku iba dan kali ini aku percaya itu benar. Seorang anak manusia, yang mestinya masih bisa merasakan indahnya bermain kelereng, memancing ikan di sungai atau bermain PS kini harus memikirkan bagaimana mendapat uang Rp 20.000,- setiap harinya seusai ia pulang sekolah. Bahkan ia masih memiliki jiwa yang sempurna, tatkala aku merogoh uang pada sakuku ia menolak. Biasanya peminta-minta pada umumnya langsung menyaut dengan seketika. Namun akhirnya ia pulang dengan uang sesuai targetnya, terpaksa ia harus menerimanya. Bukankah kita lebih beruntung dari mereka walaupun terkadang kita semua masih belum puas dengan apa yang kita miliki? Dengan melihat keadaan yang lebih buruk dari yang kita punyai, semestinya mampu membuat kita bangga, puas dan bersyukur yang luar biasa pada Allah SWT pada setiap hari selama hidung ini masih mampu menghirup dengan normal.

Bersyukur atas apa yang kita miliki, berarti mensyukuri dengan apa adanya diri kita saat ini. Karena Memberikan nilai lebih pada penghargaan terhadap diri seseorang bukan dengan merk baju apa yang dikenakan, sepatu yang dipakai, bedak apa yang mempertebal pipinya atau sebesar apa kaca untuk bersolek. Suatu hari aku melihat disekitarku banyak hal-hal yang berubah, ketika seorang wanita jatuh cinta pada seorang laki-laki. Ia makin sering berdandan, pergi ke salon dan memaksakan dirinya tampil lain dari setiap hari yang ada. Mungkin ini bisa dimaklumi sebagai standar kewajaran asasi setiap wanita. Lalu suatu hari lain aku mendengar disekitarku banyak wanita memamerkan kelebihan pasangannya masing-masing setinggi tak berujung tak tertandingi dan anehnya semua tidak ada yang ingin mengalah. Mungkin ini juga suatu kewajaran wujud cinta pada pasangan masing-masing. Hari-hariku penuh dengan cerita-cerita yang tidak sengaja aku dengar, karena selain banyak teman laki-laki aku juga banyak dekat dengan teman wanita. Dan cerita panjang itu akhirnya berakhir pada suatu hari, ketika derai tangis airmata dibawa kedalam bangku kelas perkuliahan. Dan aku kemudian tahu bahwa masalahnya lagi-lagi asmara, putus dari pasangannya. Tak lagi di hari selanjutnya berpenampilan seperti biasanya, tak lagi ia membanggakan orang yang selalu dibanggakan bahkan justru jadi menjatuhkan dan hari-hariku berubah jadi hari penuh kebingungan hal tersebut. Ternyata aku sadari, bahwasanya cinta telah membuat wanita rela memaksakan dirinya berubah menjadi apa yang diinginkan pasangannya dan cinta mampu memuji lalu menjatuhkan yang dicinta dengan begitu cepatnya serta cinta mampu melambungkan hati setinggi-tingginya dengan cepat lalu menjatuhkan sekencang-kencangnya.

Banyak bencana alam akhir-akhir ini, semestinya membawa kita pada rasa syukur yang lebih. Esok harus lebih baik dan setiap hari yang ada haruslah dimaksimalkan dengan aktualisasi diri yang luar biasa. Klaim manusia sebagai makhluk paling sempurna haruslah dibuktikan dengan sikap dan tingkah perilaku yang sesuai dengan pedoman kita yakni Al-kitabullah dan Al-Hadist. Betapa indahnya jika hidup ini saling berbagi dan ikut merasakan kegelisahan hati saudara kita lainnya. Sungguh sempurna bila dunia ini dipenuhi cinta yang luar biasa, ketika dua insane manusia bisa saling dicinta dan mencinta dengan sewajarnya cinta manusia kepada manusia. Kita semua tidak akan pernah tahu sampai kapan kita bisa mengukir amal baik didunia ini, namun yang harus kita tahu adalah dalam setiap waktu yang kita jalani kita harus menciptakan amal khasanah untuk menyelamatkan pada suatu hari di akherat kelak. Setiap laki-laki dan wanita yang diciptakan oleh Allah SWT telah cukup dipertimbangkan kadar baik dan buruknya, tidak perlu menjadi Sandra Dewi, Luna Maya, Cut Tari atau Agnes Monica untuk tampil sempurna karena hanya cukup dengan menjadi diri sendiri yang apa adanya dan dengan ketulusan hati yang luar biasa segala yang ada pada dirinya akan tampak elok nan estetis, seakan sesempurna bidadari. Menjadi wanita yang dewasa dengan cara berfikir ke depan dan menghilangkan sifat kekanakan pada diri, untuk serius dalam bersikap dan bertingkahlaku dihadapan setiap orang. Tenang dan sedikit bicara itu lebih baik daripada banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak penting yang ujung-ujungnya mengarah pada ghibah (ngrasani). Dan yang terakhir, pabila kita benar-benar bisa mensyukuri atas apa-apa saja yang telah diberikan Allah SWT kepada kita maka sesungguhnya kita akan mampu tersenyum dalam setiap masalah yang diujikan Allah dan bahagia dalam derita yang sesaat untuk bahagia selama-lamanya. Semoga kita semua termasuk golongan manusia yang kelak akan mendapatkan syafaat dan bertemu dengan Nabi Agung Muhammad SAW di surge yang nun begitu didamba kekasih-kekasih-Nya.

Amien ya robal alamin…

Menanti Matangnya Bunga Abadi

Kemarin…
Aku menghapus kata demi kata
Atas pengkhianatan rasa pada sebuah jiwa
Menebar biji bunga
Pada hati agar mekar berbunga
Lalu memetiknya
Mematahkankanya

Kemarin…
Aku mencari kebahagiaan
Yang tidak mungkin ditemukan
Dan dinikmati
Aku mencari cinta
Yang tidak mungkin kudapat
Untuk dijalani

Hari ini…
Menanti bunga bersemi
Musim berganti tiga kali
Merencanakan masa yang panjang
Untuk sebuah kematangan
Untuk bunga yang abadi
Bukan bunga musiman
Yang bila habis sari, mahkota dibuang

Surat Untuk Calon Presiden EM UB

“Kita tidak boleh menanam jagung pada tanah yang keras, tapi kita bisa menjadi tanah yang subur untuk ditanami jagung agar dapat tumbuh sempurna” –Yoga Sugama-

Assalamualaikum Wr Wb,

Berbicara tentang kepemimpinan dan manajemen organisasi, halal dikatakan apabila seluruh kegagalan organisasi mutlak berasal dari kesalahan pemimpin dan kepemimpinannya. Bagaimana tidak, sungguh luar biasa hak dan kewajiban pemimpin untuk menjalankan roda kepemimpinannya. Ia memeliki anggota, mempunyai wewenang, sebagai pemutus terakhir suatu keputusan, mempunyai garis isnstruktif / hak delegasi (bahasa kasarnya : memberi perintah) kepada anggotanya, memiliki koneksi birokrasi yang lebih luas dan seorang pemimpin sangat dengan kekuasaan yang berada diatasnya. Seorang pemimpin tidak harus mengerjakan semua program kerja secara individu karena ia memiliki staf / anggota / team yang berada pada garis instruktifnya untuk melaksanakan dan menyukseskan program kerja tersebut. Pada sebuah rapat yang sangat penting bagi jalannya organisasi, pemimpin duduk sebagai pemutus keputusan terakhir atas banyaknya pendapat / aspirasi / ide-ide dari anggotanya sebagai wujud demokrasi organisasi untuk musyawarah mufakat pada satu tujuan bersama. Tidak hanya itu, pemimpin mempunyai hak fungsi pengawasan yang dalam penerapannya ia hanya bertindak sebagai mandor / pemantau kinerja anggota yang sedang dilakukan agar tidak menyimpang dari garis besar suatu program kerja dan hak yang paling sering dipakai adalah hak tegur yang diperlukan untuk memberikan suatu peringatan atas kesalahan mutlak dari anggotanya agar kembali mengarah pada suatu etos kerja yang sesuai harapan bersama.

Namun tidak sepenuhnya fasilitas-fasilitas hak dan kewajiban pemimpin menjadi suatu keuntungan bagi pemimpin. Kita mengenal ‘tanggungjawab’ yang harus dipertangungjawabkan. Sulit, apabila seorang pemimpin tidak amanah untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya karena tanggungjawab itu tidak hanya dari bawahan kepada atasan saja tapi juga dari manusia kepada Sang Maha Pencipta. “Umar r.a. berkata : Rosulullah bersabda : Seorang penguasa yang berkuasa terhadap rakyatnya akan diminta pertanggungjawabannya terhadap kepemimpinan itu” –HR Muslim-. Maka jelaslah bahwasanya tanggungjawab atas keputusan, perintah dan tindakan-tindakan pemimpin akan dipertanggungjawabkan kepada atasan diatasnya (di dunia) dan kepada Allah SWT (diakherat). Kemudian yang mesti dilakukan pemimpin adalah bagaimana membawa suatu organisasi agar berjalan baik dan sesuai dengan tata aturan yang berlaku serta memanajemen organisasi dengan seakan sesempurna yang bisa dilakukan. Dan yang lebih sulit adalah ketika seorang pemimpin tidak didukung sumberdaya manusia (staf/anggota/team) yang bisa diandalakan dan mampu bekerja keras maka seakan berjalan dengan pincang organisasi yang hanya dimotori beberapa orang dan orangnya hanyalah yang itu itu saja. Akibatnya organisasi yang dimotori hanya beberapa orang saja tidak dapat megarah pada maksimalisasi kinerja yang mengakibatkan tidak dapat terlakasananya dengan baik suatu program kerja. Masalahnya adalah, visi misi organisasi yang pernah ditawarkan yang tidak terealisasi dengan baik tersebut akan diklaim sebagai wacana-wacana tanpa realita yang lebih dikenal dengan pembohongan publik. Biasa dilakukan oleh pejabat kita, visi misi kampanye menyalonkan diri jadi pemimpin luar biasa sempurna namun realisasinya??? Dan anehnya hal-hal klasik semacam itu terus berkembang biak di negeri kita ini. Suatu penyakit bangsa yang mesti segera dicari obatnya, suatu hama yang mesti didapatkan pestisida ampuhnya.

Dari uraian mengenai keuntungan dan ketidakenakan menjadi pemimpin kemudian saya menghubungkan pada kata-kata bijak yang saya buat. Maksudnya apa?? Kita tidak boleh menanam jagung pada tanah yang keras, tapi kita bisa menjadi tanah yang subur untuk ditanami jagung agar dapat tumbuh sempurna!! Jujur kata-kata ini terinspirasi seusai saya praktikum Ekologi Pertanian di kebun percobaan Universitas Brawijaya Cangar. Intinya adalah kita tidak boleh menjadi pemimpin untuk rakyat yang tidak bisa menerima keberadaan kita sebagai pemimpin karena kepemimpinan yang tidak didukung anggotanya adalah pincang dalam kinerjanya, namun kita bisa menjadi walau hanya sebagai anggota saja dalam suatu pemerintahan untuk memberikan kontribusi-kontribusi dan solusi atas banyak permasalahan bangsa agar suatu pemerintahan bisa berjalan dengan sempurna. Kata-kata ini tertuju pada calon-calon Presiden EM UB agar legowo apabila kelak kalah dalam perolehan suara di PEMIRA. Karena hanya akan ada satu saja yang akan menjadi Presiden dari sekian calon presiden. Suatu kewajaran dan hukum politik yang telah lama berlaku pada kehidupan manusia antara menang dan kalah. Namun sebenarnya diantara menang dan kalah tersebut yang lebih mulia adalah sportivitas yang tinggi sebagai wujud nilai-nilai penghargaan kepada sesama umat manusia. Dan pada kenyataannya yang terpenting dalam suatu kompetisi bukan kemenangannya, namun keikutsertaan. Berjuta harapan, namun satu yang ingin tersampaikan. Semoga dapatnya yang terpilih menjadi pemimpin yang amanah, Sebisanya yang belum menang kemudian dapat memberikan kontribusi-kontribusi dan solusi permasalahan bangsa untuk mendukung pemerintahan baru yang terlantik sebagai wujud sportivitas yang tinggi.

Berbicara tentang PEMIRA di mata mahasiswa baru. Satu kata yang pasti terucap : APA ITU?? Poster-poster pada setiap pojok mading jurusan, fakultas ataupun universitas tidak bisa menjawab kebingungan itu, hanya kebisuan yang ada karena bodoh pabila bertanya pada kertas poster yang tercipta sebagai benda tak hidup. Dan disaat pemahaman mengenai PEMIRA itu meresap pada celah-celah kebingungan yang ada didalam hati, aksi pengumpulan KTM banyak dijumpai. Tanpa tahu untuk apa, empunya KTM ikhlas saja memberikannya. Pada kelogisan, sangat tidak logis. Pada etika organisasi, wajarkah?? Asumsi untuk memperkuat dukungan pada calon presiden / calon DPM banyak merebak, dan semoga memang benar KTM yang dikumpulkan oleh oknum-oknum tertentu tersebut dipakai sebagai wujud pengamanan PEMIRA. Akhirnya Semoga PEMIRA dapat berjalan sukses, lancer dan tanpa hambatan. Teriring beribu do’a untuk lebih baiknya Universitas Brawijaya di masa kepemimpinan Presiden EM UB selanjutnya walaupun saat ini pun sudah baik. Karena hakekat kehidupan : hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari ini harus lebih baik dari kemarin yang sudah lebih baik. Amien ya robal alamien…

Wassalamualaikum Wr Wb.

Jumat, 19 November 2010

Ketika Cinta Jadi Topik

Bila setiap hasrat itu halal, maka biarkanlah aku berhasrat dengan bebas
Bila cinta itu hak, maka kepada siapapun aku berhak mencintai
Karena ternyata, cinta tak cukup untuk cinta itu sendiri
Karena ternyata, bodoh bila hidup tanpa cinta
Namun dalam artian cinta yang tak harus memiliki
Dalam catatan sebuah ketulusan

Bila bertanya pada sang khalik pada ayat mana cinta disebut
Bahkan firman-Nya pun atas dasar cinta pada manusia
Jika merangkum pujian pada ibunda
Kita tak disini tanpa belai kasih sayangnya
Maka termaktub lah manusia terlahir atas nama cinta
Dan tumbuh di alam kasih nan sayang ibundanya

Namun pelik tatkala cinta tak tersampai
Bahkan ketika cinta ditolak itulah repotnya
Tatkala cinta bertepuk sebelah tangan itulah susahnya
Dan saat cinta menjadi tangis kepedihan itu masalahnya
Makanya tidak semua laki-laki didampingi pasangan
Untuk membina suatu hubungan yang seindah semestinya

Take Home Mid Exam

CHAPTER ONE

CLAUSE, SENTENCE AND PHRASE
Part One : Clause
A CLAUSE is a pair or group of words that consist of a subject and predicate. Thus example :
a. The project still seems very remote from reality.
b. Typical of this view were the farmers in the Central Arizona Irrigation and Drainage District, and the Maricopa Stanfield Irrigation and Drainage District.

And the analysis :
a. very remote from reality.
Subject Verb
b. Typical of this view were the farmers in the Central Arizona Irrigation and
Subject Verb
Drainage District, and the Maricopa Stanfield Irrigation and Drainage Distri
Part Two : Sentence

A SENTENCE is a group of words that are put together to mean something. A sentence is the basic unit of language that expresses a complete thought by following the grammatical rules of syntax.
The example is :
a. Langsat fruits hang in bunches of 8-20; the smooth outer skin is a dirty yellow color.
b. Starfruit grows wild in the forest of Indonesia, and has spread throughout the tropics.

And the analysis :
a. Langsat fruits hang in bunches of 8-20; the smooth outer skin is a dirty
Subject Verb
yellow color.

b. Starfruit grows wild in the forest of Indonesia, and has spread
Subject Verbs
throughout the tropics.



Part Three : Phrase
A PHRASE is any group of words hanging together as a unit but without a subject-predicate pair. Phrase may be classified by the type :

√ Nominal phrase is are phrases that function grammatically as nouns within sentences.
For example :
Silk dyers in Pekan, Malaysia, dye silk black with an infusion of several tannin-containing plants heated, cooled, and reheated over a week.

√ Verbal phrase is formed entirely of verbs. The verbs can be lexical, auxiliary, and modal. The head is the first verb in the verb phrase.
For example :
The roseapple is linked in myth with golden fruit of immortality.

√ Adjectival phrase is may consist of just one adjective, or a single adjective which has been modified or complemented.
For example :
Some plants will reproduce readily from cuttings and other take a considerable amount of time and care.

√ Adverbial phrase is a phrase that collectively acts as an adverb within a sentence; in other words, it modifies a verb (or verb phrase), an adjective (or adjective phrase), or another adverb.
For example :
Of those seeds that germinate,60-75% will grow into satisfactory seedlings.



















CHAPTER 2












Chapter Two
CONTEXTUAL REFERENCE
Contextual References are words which substitute for other words (to avoid using the same word over and over).
They refer back to words that have been used. Also they may refer forward to ideas that will be stated.
I.

( Fruits of South-East Asia: Seasonal Fruits, Jacqueline M. Piper.)
1. The tamarind tree is a favorite of the Thais.
2. The tamarind tree crops up in several ways in Thai folk culture.

If the two clauses are joined together, we can have the following sentences :

a. The tamarind tree is a favorite of the Thais which crops up in several ways in Thai folk culture.
b. The tamarind tree is a favorite of the Thais that crops up in several ways in Thai folk culture.


Analysis :
The tamarind tree is a favorite of the Thais which crops up in several ways
that

in Thai folk culture.
II.


( A Willingness to Play : Analysis of Water Resources Development, William E. Martin, Helen Ingram and Nancy K. Laney )

1. Farmers were as likely to estimate a high price as farmers.
2. Farmers expressed very positive attitudes toward the CAP.

Study the sentences below:
a. Farmers who expressed very positive attitudes toward the CAP were as likely to estimate a high price as farmers.
b. Farmers that expressed very positive attitudes toward the CAP were as likely to estimate a high price as farmers.
Analysis :
Farmers expressed very positive attitudes toward the CAP

were as likely to estimate a high price as farmers.

III.



( A Willingness to Play : Analysis of Water Resources Development, William E. Martin, Helen Ingram and Nancy K. Laney )
1. Farmers would be interested and informed about the details of water price and distribution costs associated with the CAP.
2. Farmers will be increasingly concerned about costs as the project approaches completion.
Study the sentences below :
a. Farmers whose will be increasingly concerned about costs as the project approaches completion would be interested and informed about the details of water price and distribution costs associated with the CAP.
b. Farmers whom we will be increasingly concerned about costs as the project approaches completion would be interested and informed about the details of water price and distribution costs associated with the CAP.
Analysis :
a. Farmers will be increasingly concerned about costs as

the project approaches completion would be interested and informed about the details of water price and distribution costs associated with the CAP.

b. Farmers we will be increasingly concerned about

costs as the project approaches completion would be interested and informed about the details of water price and distribution costs associated with the CAP.
IV.



( Fruits of South-East Asia: Seasonal Fruits, Jacqueline M. Piper.)

1. Natural grafting occurs.
2. Two branches are in close contact over several years.
Study the sentences below :
a. Natural grafting occurs where two branches are in close contact over several years.
b. Natural grafting occurs which two branches are in close contact over several years.
Analysis :
a. Natural grafting occurs two branches are in close contact


over several years.







V.



1. Scion wood should be gathered in winter.
2. wood is dormant, but not frozen.

Study the sentences below :
a. Scion wood should be gathered in winter when wood is dormant, but not frozen.
b. Scion wood should be gathered in winter which wood is dormant, but not frozen.

Analysis :
a. Scion wood should be gathered in winter wood is dormant,


but not frozen.










CHAPTER 3













Chapter Three
DEFINITION and DESCRIPTION
Part One : Definition
A definition is formal passage describing the meaning of a term. The term to be defined is the definiendum (plural definienda). A term may have many subtly different senses or meanings.
Defining a part of a plant involves three things, namely :
● naming it;
● stating the class it belongs to; and
● describing its function.


I.

( Fruits of South-East Asia: Seasonal Fruits, Jacqueline M. Piper.)


Analysis :
Name : Sapodilla
Class : fruit
Function : spread from America with the Spaniards
Definition : Sapodilla is fruit which spread from America with the Spaniards.

II.

( Plant Propagation, Ohio State University Extension )
Analysis :
Name : Softwood cuttings
Class : pieces of new growth wood
Function : taken from woody stock plants
Definition : Softwood cuttings is pieces of new growth wood taken from woody stock plants.

If A = Name, B = Class, and C = Function. So it can be formulated:



or

Part Two : Description
Description is one of four rhetorical modes (also known as modes of discourse). Each of the rhetorical modes is present in a variety of forms and each has its own purpose and conventions.
Example :
NAME OF PROCESS DESCRIPTION OF COURSE OF ACTION
Cuttings Removing a piece from the parent plant and that piece then re-grows the lost parts or tissues.

Definition a:
Cuttings is the process whereby removing a piece from the parent plant and that piece then re-grows the lost parts or tissues.
Definition b:
Cuttings is the process by which removing a piece from the parent plant and that piece then re-grows the lost parts or tissues.

General statement:
In the process of cuttings, removing a piece from the parent plant and that piece then re-grows the lost parts or tissues.






CHAPTER 4















Chapter Four
IMPERSONAL PASSIVES
1.

( Fruits of South-East Asia: Seasonal Fruits, Jacqueline M. Piper.)

2.


(Microeconomic Impacts of Inflation on the Food and Agriculture Sector, Michael L. Walden )
3.



( A Willingness to Play : Analysis of Water Resources Development, William E. Martin, Helen Ingram and Nancy K. Laney )


No Active Passive
1. The flesh encloses an egg-shaped seed, brown and shiny like a horse. An egg-shaped seed, brown and shiny like a horse is enclosed by the flesh.
2. Recent research supports this hypothesis for aggregate agricultural prices (Grennes and Lapp) and for retail food prices ( Belongia and King ). This hypothesis for aggregate agricultural prices (Grennes and Lapp) and for retail food prices ( Belongia and King ) is supported by recent research.
3. Public choice scholars have attempted to extend this reasoning beyond the domain of individual market decisions to collective choices in political and organizational settings. This reasoning beyond the domain of individual market decisions have been attempted public choice scholars to collective choices in political and organizational settings.

Notice that in examples 1 and 3, ‘encloses an egg-shaped seed, brown and shiny like a horse’ and ‘This reasoning beyond the domain of individual market decisions’ are the OBJECTS in the active sentences and have become the SUBJECT of the passive one.

Note also that the verbal of the passive sentences comprise ‘to be’+ ‘past participle’:
To be Past Participle
Sentence 1 is enclosed
Sentence 2 is supported
Sentence 3 have been attempted



Generally, passive sentence in scientific writings are characterized by the lack of a “by” phrase. This is assumed to be related to the fact that what is important to the development in science is what has been found out and not so much who found out.





CHAPTER 5













Chapter Five
PARALLEL STRUCTURE & PAIRED CONJUNCTIONS
Part One : Parallel Structure

Parallel structure is a balance of two or more similar words, phrases, or clauses. The application of parallel structure in sentence construction improves writing style and readability.
1.



( A Willingness to Play : Analysis of Water Resources Development, William E. Martin, Helen Ingram and Nancy K. Laney )
a. Farmers would be interested about the details of water price and distribution costs.
b. Farmers would be informed about the details of water price and distribution costs.

Analysis :

Farmers would be interested
Farmers
would be informed


The actors are same. The activities in two clauses are different. The two clauses can be made into one new sentence using a parallel structure. Remember that because the activities are same in the two clauses, the activity can only be mentioned once in the new sentences.
And: used to connect words, phrases, or clauses

Farmers about the

details of water price and distribution costs associated with the CAP.

2.


( Plant Propagation, Ohio State University Extension )
a. Special grow lights are suitable
b. Special grow lights are more expensive
Analysis :
Special grow lights are suitable
Special grow lights
are more expensive

The activities are different. The actors in the two clauses are same. The two clauses can be made into one new sentence using a parallel structure. Remember that because the activities are same in the three clauses, the activity can only be mentioned once in the new sentences.
But: indicates a contrast or exception
The result :
Special grow lights are suitable more expensive.

3.


( Plant Propagation, Ohio State University Extension )
a. Pasteurized soil also helps to avoid weeds.
b. Pasteurized soil also helps to avoid diseases.
c. Pasteurized soil also helps to avoid pests.

Analysis :
Pasteurized soil also helps to avoid
weeds
Pasteurized soil also helps to avoid
diseases

Pasteurized soil also helps to avoid pests

The activities are different. The actors in the three clauses are same. The three clauses can be made into one new sentence using a parallel structure. Remember that because the activities are same in the three clauses, the activity can only be mentioned once in the new sentences.
The result :
Pasteurized soil also helps to avoid weeds diseases pests.


4.


( Plant Propagation, Ohio State University Extension )

a. Light can stimulate
b. Light can inhibit a seed’s germination

Analysis :
Light Can stimulate
Light
Can inhibit a seed’s germination

The activities are different. The actors in the two clauses are same. The two clauses can be made into one new sentence using a parallel structure. Remember that because the activities are same in the two clauses, the activity can only be mentioned once in the new sentences. Logics shows that the conjunction is or .

The result :
Light can stimulate inhibit a seed’s germination.

Part Two: Paired Conjunctions




(Microeconomics Impacts Inflation on the Food and Agriculture Sector, Michael L. Walden)
a. The economics profession is looked to for guidance and analysis that will aid private decision makers in deciphering the meaning and implications of inflation.
b. The economics profession is looked to for guidance and analysis that will aid public decision makers in deciphering the meaning and implications of inflation.

Analysis :
The economics profession is looked to for guidance and analysis will aid private decision makers in deciphering the meaning and implications of inflation
The economics profession is looked to for guidance and analysis will aid public decision makers in deciphering the meaning and implications of inflation

Paired conjunctions having the same meaning as and are :
√ Both A and B
√ Not only A but also B and
√ Not only A but B as well.



The result :
1. The economics profession is looked to for guidance and analysis that will aid both private and public decision makers in deciphering the meaning and implications of inflation.
2. The economics profession is looked to for guidance and analysis that will aid not only private but also public decision makers in deciphering the meaning and implications of inflation.
3. The economics profession is looked to for guidance and analysis that will aid not only private as well public decision makers in deciphering the meaning and implications of inflation.





















CHAPTER 6














Chapter Six
RELATIONSHIP SHOWING TIME
Part One : At Sentence Level
• AFTER, BEFORE, WHEN, AS SOON AS, WHILE



( Plant Propagation, Ohio State University Extension )

a. These seeds must germinate immediately
b. They ripen or they lose their viability

Analysis :
- These seeds must germinate immediately after they ripen or they lose their viability.
- Before these seeds must germinate immediately, they ripen or they lose their viability.











( Plant Propagation, Ohio State University Extension )

1. The protective coat prevents sprouting
2. Ideal growing conditions exist.
Logically and chronologically speaking sentence occurs before sentence b. Therefore, if the two sentences above are made into a new sentence, we can have the following:
a. First the protective coat prevents sprouting, and then ideal growing conditions exist.
b. After the protective coat prevents sprouting, ideal growing conditions exist.
c. The protective coat prevents sprouting, before ideal growing conditions exist.
d. Before ideal growing conditions exist, the protective coat prevents sprouting.
e. The protective coat do not prevents sprouting until the protective coat prevents sprouting.






• THEN, DURING, THROUGHT, PRIOR TO, IF




( Plant Propagation, Ohio State University Extension )
a. During
- the first phase of growing ferns
- sterile conditions are critical.
Analysis :
During the first phase of growing ferns, sterile conditions are critical.
b. Then
- During the first phase of growing ferns, sterile conditions are critical.
- Moss, fungi and algae compete aggressively with young fern gametophytes.
Analysis :
- During the first phase of growing ferns, sterile conditions are critical. Then moss, fungi and algae compete aggressively with young fern gametophytes.










CHAPTER 7













Chapter Seven
RELATIONSHIP SHOWING CONSEQUENCE
BEGINNING A CAUSE CLAUSE BEGINNING A RESULT CLAUSE
as
since
because
if
due to the fact that
considering that
etc. consequently
therefore
thus
and so
hence
as a result
as a consequence
etc.













( A Willingness to Play : Analysis of Water Resources Development, William E. Martin, Helen Ingram and Nancy K. Laney )


Analysis :
√ Cause clause : conventional economic analysis does not explain farmer actions
√ Result clause : we turned to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest.

The result :
Way one
Conventional economic analysis does not explain farmer actions, and so we turned to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest.
Way two
As conventional economic analysis does not explain farmer actions, we turned to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest.
Way three
Conventional economic analysis does not explain farmer actions, therefore, we turned to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest.
Way four
Conventional economic analysis does not explain farmer actions.Therefore, we turned to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest.
Way five
Conventional economic analysis too does not explain farmer actions for we to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest.
Way six
Conventional economic analysis explain enough farmer actions for we to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest.
Way seven
We turned to an examination of the farmer’s perceptions of self-interest because conventional economic analysis does not explain farmer actions.






CHAPTER 8













Chapter Eight
RELATIONSHIP SHOWING OPPOSITION




( Fruits of South-East Asia: Seasonal Fruits, Jacqueline M. Piper.)

Study the two sentences below :
1. The rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia
2. its flavor is excellent and a young tree can bear fruit within 2 years of planting.

The result :
Way one The rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia, but its flavor is excellent and a young tree can bear fruit within 2 years of planting.
Way two Even though/ Although/ Though the rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia, its flavor is excellent and a young tree can bear fruit within 2 years of planting.

Way three
The rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia, but its flavor is excellent and a young tree anyway can bear fruit within 2 years of planting.
Way four The rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia, but its still flavor is excellent and a young tree can bear fruit within 2 years of planting.
Way five The rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia, yet its still flavor is excellent and a young tree can bear fruit within 2 years of planting.
Way six The rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia. Nevertheless/ Nonetheless/ However/ On the other hand/ In contrast/ On the contrary, its flavor is excellent and a young tree can bear fruit within 2 years of planting.
Way seven The rambutan originated in the tropical lowlands of Malaysia and has not been widely spread beyond South-East Asia, nevertheless/ nonetheless/ however/ on the other hand/ in contrast/ on the contrary, its flavor is excellent and a young tree can bear fruit within 2 years of planting.















CHAPTER 9













Chapter Nine
RELATIONSHIP SHOWING EXEMPLIFICATION




( Fruits of South-East Asia: Seasonal Fruits, Jacqueline M. Piper.)

Study the sentence below :
1. Methods of extending its life are few as the delicate flavor does not survive processing
2. Tastes good but lacks that distinctive flavor.

The result :
Way one Methods of extending its life are few as the delicate flavor does not survive processing. For example, tastes good but lacks that distinctive flavor.
Way two Methods of extending its life are few as the delicate flavor does not survive processing, for example, tastes good but lacks that distinctive flavor.
Way three
Methods of extending its life are few as the delicate flavor does not survive processing. For instance, tastes good but lacks that distinctive flavor.
Way four Methods of extending its life are few as the delicate flavor does not survive processing, for instance, tastes good but lacks that distinctive flavor.

























CHAPTER 10














Chapter Ten
RELATIONSHIP SHOWING EXPLANATION
1.


( Fruits of South-East Asia: Seasonal Fruits, Jacqueline M. Piper.)

Study the sentence below:
1. The litchi is well known as it is available in the world there is a Chinese restaurant
2. It is a native of southern China and evolved in cooler climate than the tropics in South-East Asia.

Analysis :
The litchi is well known as it is available in the world there is a Chinese restaurant. That is to say/ In other words/ This indicate that/ This mean that it is a native of southern China and evolved in cooler climate than the tropics in South-East Asia.

2.



( Plant Propagation, Ohio State University Extension )
Study the sentence below :
1. Propagation by seed is the most commonly known method of producing new plants
2. Common annual and biennial vegetables and flowers are grown easily from seed.
The result :
Propagation by seed is the most commonly known method of producing new plants. That is to say/ In other words/ This indicate that/ This mean that common annual and biennial vegetables and flowers are grown easily from seed.
3. Variation in the percentage germination of seeds with time in the different variants of Canna Indica

Variant Percentage germination of seeds
Number of days
3 9
I 20 80
II 10 50
III 5 30





Analysis :
That is to say /In other words / this indicates that / this means that variation in the percentage germination of seeds with time in the different variants of Canna Indica.



CHAPTER 11













Chapter Eleven
RELATIONSHIP SHOWING ADDITION: REINFORCEMENT + SIMILARITY

Part One : Addition Showing Reinforcement




( A Willingness to Play : Analysis of Water Resources Development, William E. Martin, Helen Ingram and Nancy K. Laney )

Study the sentence below :
1. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities
2. Farmers were asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.



Analysis :
The two sentences above talk above talk about Farmers. From these sentences, the reader will know that to the subject Farmers two attributes or characteristics are given:
1. were then asked a series of questions relating to water conservations activities
2. were asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
Relationship showing additional information of reinforcement :
1. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities. In addition, they asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
2. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities, in addition, they asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
3. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities. Moreover, they asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
4. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities, moreover, they asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
5. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities. Furthermore, they asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
6. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities, furthermore, they asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
7. The farmer were then asked a series of questions relating to water conservations activities. They also asked to estimate the cost of CAP water when it flows in 1986 and to compare the cost to estimated pump costs at that time.
Part One : Addition Showing Similarity




( Plant Propagation, Ohio State University Extension )
Analysis :
1. Sow spores on top of a pasteurized (sterile), moist, soilless mix or sphagnum peat in a disinfested container.
2. Water must be sterile.
Relationship showing additional information of reinforcement :
1. Sow spores on top of a pasteurized (sterile), moist, soilless mix or sphagnum peat in a disinfested container. Similarly, water must be sterile.
2. Sow spores on top of a pasteurized (sterile), moist, soilless mix or sphagnum peat in a disinfested container. Likely, water must be sterile.
3. Sow spores on top of a pasteurized (sterile), moist, soilless mix or sphagnum peat in a disinfested container. In the same way, water must be sterile.
4. Sow spores on top of a pasteurized (sterile), moist, soilless mix or sphagnum peat in a disinfested container. Water must also be sterile.


CHAPTER 12














Chapter Twelve
RELATIONSHIP SHOWING CONDITIONS




( Plant Propagation, Ohio State University Extension )
Example :
1. Most seed companies provide information on expected percent of germination.
2. Of those seeds that germinate, 60-75% will grow into satisfactory seedlings.
In the surrounding nature, one may observe the following SYMPTOMS:
a. Most seed companies provide information on expected percent of germination what percent of seed is expected to sprout or germinate.
b. Purchase seed that is packaged for the current year which most seed companies provide information on expected percent of germination.


Diagnosis is :
Germination need suitable temperature.

A. OBSERVATION
Seed which is expected to sprout or germinate need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.

B. CONCLUSION
• THIS SHOWS THAT seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• THIS SHOWS THAT seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• THIS IS INDICATES THAT seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• THIS IS AN INDICATION THAT seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• THIS IS A SIGN THAT seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• THIS MEANS THAT seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• WE MAY INCLUDE THAT seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• SO, seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• THEREFORE, seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.


C. GENERALIZING
• If the seed which is expected to sprout or germinate need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• If seed which is expected to sprout or germinate need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
• When seed which is expected to sprout or germinate need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.

D. RECOMMENDATION
This figure tells what percent of seed is expected to sprout or germinate. Generally, 65-80% of most fresh seed sown will germinate. Of those seeds that germinate, 60-75% will grow into satisfactory seedlings.
- This show that seed which is expected to sprout or germinate need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- The deficiency can be correct by seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.

E. PREDICTION
- If seed which is expected to sprout or germinate need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- The deficiency can be correct by seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- If seed which is expected to sprout or germinate ( will be ) need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- The deficiency can be correct by seed ( should be ) need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- If seed which is expected to sprout or germinate ( will be ) need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- In order to correct this deficiency seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- If seed which is expected to sprout or germinate ( will be ) need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.
- In order to remedy this deficiency seed need suitable temperature to grow into satisfactory seedlings.











ALWAYS KEEP IN MIND :










CHAPTER 13














Chapter Thirteen
COMPARATIVE SENTENCES
Variation in the percentage germination of seeds with time in the different variants of Canna Indica

Variant Percentage germination of seeds
Number of days
3 9
I 20 80
II 10 50
III 5 30


Comparison that can be made in terms of their variant I content are :
1. Variant I a The percentage of variant I in a third day is lower than that in a ninth day.
b The percentage of variant I in a ninth day is higher than that in a third day.
c The variant I content of a third day is lower than that in a ninth day.
d The variant I content of a ninth day is higher than that in a third day.
e A third day has a lower variant I content than a ninth day.
f A ninth day has a higher variant I content than a third day.
g The variant I content of a third day is 20 % whereas that of a ninth day is 80 %.
h
The variant I content of a ninth day is 80 % whereas that of a third day is 20 %.


Comparison that can be made in terms of their variant II content are :
2. Variant II a The percentage of variant II in a third day is lower than that in a ninth day.
b The percentage of variant II in a ninth day is higher than that in a third day.
c The variant II content of a third day is lower than that in a ninth day.
d The variant II content of a ninth day is higher than that in a third day.
e A third day has a lower variant II content than a ninth day.
f A ninth day has a higher variant II content than a third day.
g The variant II content of a third day is 10 % whereas that of a ninth day is 50 %.
h The variant II content of a ninth day is 50 % whereas that of a third day is 10 %.


Comparison that can be made in terms of their variant III content are :
3. Variant III a The percentage of variant III in a third day is lower than that in a ninth day.
b The percentage of variant III in a ninth day is higher than that in a third day.
c The variant III content of a third day is lower than that in a ninth day.
d
The variant III content of a ninth day is higher than that in a third day.
e A third day has a lower variant III content than a ninth day.
f A ninth day has a higher variant III content than a third day.
g The variant III content of a third day is 5 % whereas that of a ninth day is 30 %.
h The variant III content of a ninth day is 50 % whereas that of a third day is 5 %.
















CHAPTER 14














Chapter fourteen
FACTS and FIGURES
Part One : Dealing with Numbers
In presenting the student result to an audience, the speaker normally makes use of number. For speaker of English as a foreign language, there are matters dealing with numbers that have to be taken into consideration. Some of them will bw discussed in this chapter in detail.

“STRUKTUR FISIK DAN POLA PEMUKIMAN MASYARAKAT DESA”

Disini sebelum membahas lebih detail tentang struktur dan tipe pemukiman masyarakat desa menurut saya yang harus dimengerti adalah mengenai kata kunci berikut :

Sosiologi  Sosiologi Pertanian & Sosiologi pedesaan  Aspek-aspek struktural masyarakat desa  Struktur fisik desa  Pola pemukiman masyarakat desa

Skema hubungan yang saya gambarkan diatas adalah sangat berkaitan erat terhadap penjelasan materi selanjutnya. Dimulai dari Sosiologi, sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar manusia dan berbagai aspek yang ada didalamnya. Kemudian Sosiologi itu terbagi lagi menjadi suatu disiplin ilmu yang lebih spesifik yakni Sosiologi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan. Keduanya adalah saling berkaitan dan kerap disama artikan namun sebenarnya kedua ilmu tersebut berbeda. Dahulu Sosiologi Pedesaan telah cukup menjelaskan mengenai sosiologi pertanian didalamnya karena sebagian besar masyarakat desa berprofesi sebagai petani. Akan tetapi itu berbeda dengan keadaan saat ini, masyarakat desa tertentu saja yang kemudian berprofesi sebagai petani. Maka perlu dipisahkan lagi antara Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian yang lebih spesifik membahas pola-pola hubungan timbal balik masyarakat pertanian yang memang kebanyakan tinggal di desa.
Setelah itu maka yang kemudian harus dipelajari adalah Aspek-aspek struktural masyarakat desa yang didalam pembahasannya mencakup mengenai struktur fisik desa dan pola pemukiman masyarakat desa. Struktur fisik Desa erat kaitannya dengan lingkungan fisik desa itu dalam berbagai aspeknya yang ada didalamnya. Khususnya berkaitan dengan lingkungan geografis dengan segala ciri-cirinya seperti: iklim, curah hujan, keadaan atau jenis tanah, ketinggian tanah, tingkat kelembapan udara, topografi dan lainnya. Variasi dalam perbedaan ciri-ciri fisik ini akan menciptakan pula perbedaan dalam dalam jenis tanaman yang ditanam, sistem pertanian yang diterapkan, dan pola kehidupan dari masing-masing kelompok masyarakatnya. Lingkungan geografis yang memberi kemungkinan untuk budidaya tanaman padi akan menciptakan masyarkat petani sawah yang berbeda dengan lingkungan geografis yang cocok untuk budidaya tanaman gandum dengan petani gandumnya. Tanah-tanah yang kurang subur akan cenderung meciptakan desa-desa kecil yang terpencar, berjauhan satu sama lain, dengan penduduk yang jarang. Sebaliknya, tanah-tanah yang subur akan cenderung menciptakan desa-desa yang besar, berdekatan satu sama lain, dan berpenduduk padat.

Kemudian dari uraian struktur fisik desa diatas dapat dijelaskan mengenai Pola Pemukiman Masyarakat Desa. Pola permukiman (settlement pattern) penduduk desa merupakan salah satu aspek yang dapat menggambarkan dengan jelas keterkaitan antara sruktur fisik desa dengan pola kehidupan internal masyarakatnya. Menurut Smith dan Zopf (1970: 103), pola permukiman (type of settlement, from of settlement, atau settlement pattern) adalah berkaitan dengan hubungan-hubungan keruangan (spatial) antara permukiman (petani) yang satu dengan yang lain dan dengan lahan pertanian mereka.
Menurut Paul H. Landis (1948:16-28), ia membedakan empat pola permukiman yang umum terdapart di dunia, yakni:
1. The Farm Village Type (FVP)
The farm village type (FVP) adalah pola permukiman dimana penduduk (petani) tinggal bersama-sama dan berdekatan di suatu tempat dengan lahan pertanian berada di luer lokasi permukiman.
Pola ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan dua pola lainnya, antara lain: memungkinkan terjadinya hubungan yang intim antar warga/tetangga, kedekatan dengan berbagai lembaga, kedekatan teman bermain bagi anak-anak, memudahkan terjadinya saling tolong-menolong atau keja sama antara sesama warga.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :


The farm village type (FVP) memiliki keuntungan dan kerugian diantaranya:

1) Keuntungan The farm village type, antara lain:
a. Memudahkan untuk saling tolong menolong.
b. Kerja sama dalam menanggulangi bahaya atau berbagai bentuk kesulitan lainnya.
c. Memupuk kerukunan yang tinggi dan sekaligus menghilangkan gejala individualisme ekstrim.


2) Kerugian The farm village type, antara lain:
a. Pola permukiman ini kurang menguntungkan jika dilihat dari segi tujuan ekonomis.
b. Lahan pertanian yang jauh dari permukiman umumnya cenderung terpecah-pecah (fragmentaristik).
c. Dilihat dari segi teknis pola ini menyulitkan dan terkadang bahkan tidak memungkinkan untuk penerapan system dan teknologi modern.
d. Tempat tinggal yang berdekatan. Hubungan yang intim antar warga, menyebabkan perubahan serta pembaharuan menjadi sulit untuk dilaksanakan.
e. Mudahnya saling tolong menolong antar sesama warga lemahnya jiwa mandiri (self-help).
f. Penularan dengan cepat penyakit menular (epidemi).

2. The Nebulous Farm Type (NFT)
The nebulous farm type (NFT) adalah pola permukiman dimana penduduk di samping yang tinggal bersama-sama di suatu tempat, terdapat penduduk yang tinggal tersebar di luar pemukiman itu. Seperti pola FVP, lahan pertanian juga berada di luar tempat permukiman, kecuali bagi penduduk yang tinggal di luar permukiman itu.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :



3. The Arranged Isolated Farm Type (AIFT)
The arranged isolated farm type (AIFT) adalah pola permukiman dimana penduduk tinggal di sekitar jalan dan masing-masing berada di lahan pertanian mereka, dengan suatu trade center diantara mereka. Pola permukiman ini umumnya umumya terdapat di sepanjang tepi sungai. AIFT merupakan pola permukiman yang ideal baik dilihat dari segi ekonomis dan kehidupan social.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :



The arranged isolated farm type (AIFT) memiliki keuntungan dan kerugian, yakni:

1) Keuntungan the arranged isolated farm type (AIFT) antara lain:
a. Warganya cukup dekat untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga tercipta kehidupan social yang cukup tinggi.
b. Modernisasi pertanian dalam AIFT dipermudah.

2) Kerugian the arranged isolated farm type (AIFT) antara lain:
a. Sulit terciptanya tradisi yang ketat.

4. The Pure Isolated Farm Type (PIFT)
The pure isolated farm type (PIFT) adalah pola permukiman yang penduduknya tinggal dalam lahan pertanian mereka masing-masing, terpisah dan berjauhan satu sama lain, dengan suatu trade center.
Secara skematis pola permukiman ini digambarkan sebagai berikut :



The pure isolated farm type (PIFT) keuntugan dan kerugian antara lain:

1) Keuntungan the pure isolated farm type (PIFT) antara lain:
a. Jiwa mandiri warganya yang tinggi
b. Jiwa demokrasi (liberal) yang tinggi
c. Teknologi (mekanisasi) dan system pertanian modern mudah diterapkan
d. Proses pembaharuan mudah diadakan karena tidak terhambat oleh adat istiadat atau tradisi.

2) Kerugian the pure isolated farm type (PIFT) antara lain:
a. Kurang terciptanya kerukunan dan saling tolong menolong
b. Terciptanya individualisme yang ekstrim
c. Ancaman terhadap keamanan lebih besar
d. Mahalnya lembaga-lembaga dan sarana-sarana pokok yang melayani mereka (sekolah, gereja, perairan).
Trade center (TC) memiliki peranan yang besar terhadap dinamika kehidupan masyarakat desa, baik pada AIFT maupun PIFT. TC tidak hanya berfungsi sebagai pasar tempat menjual produk pertanian dan membeli barang-barang kebutuhan petani, melainkan juga media untuk nertemu dan berkomunikasi antara warga satu dengan yang lain. Sebab, di TC juga bertempat tinggal orang-orang dengan berbagai keahlian seperti dokter, ahli hukum, guru, ahli mesin dan lain-lain, sehingga tempat ini menjadi tempat pelayanan (service center).




SUMBER:
Rahardjo.1999.”Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian”, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Bagi banyak orang, hidup adalah......

Bagi banyak orang
Hidup adalah samudra
Beserta ombak buih segala
Dalam luas lepas tak terbatas
Mengandung kehidupan
Memberi penghidupan
Yang kuat menahan hempasan
Yang bertahan

Bagi banyak orang
Hidup adalah permainan
Dalam cinta
Dengan rayuan gombal mujarab
Dengan janji keindahan
Untuk bisa mendapatkan
Bermain-main
Lalu melepaskan, bosan
Maka itulah kehidupan cinta

Bagi banyak orang
Hidup adalah pertaruhan
Sejahtera atau sengsara
Menjadi miskin atau kaya
Halalkan segala cara
Tanpa etika tanpa perasaan
Syahkan kekerasan dalam kesantunan
Dan yang kaya semakin kaya
Karna birahi duniawi yang menggila
Bak serigala memburu mangsa

Bagi banyak orang
Hidup adalah hidupnya
Bukan hidup kita
Dalam ramai hanya ada sebatang kara
Yang hanya boleh merasai bahagia
Yang menderita biarlah menderita
Biarlah terus berusaha mendapat bahagia
Terus berusaha
Terus berusaha
Dan mati dalam usaha, kelaparan
Tanpa nurani tanpa perasaan

Diatas banyak orang itu
Masih ada sedikit orang
Termasuk engkau
Engkau yang membaca, mendengar ini
Beserta diriku
Kita tak sepaham dengan itu semua
Kita akan melawan itu semua
Karena kita manusia punya hati
Kita manusia punya rasa punya cinta
Kita peduli sesama

Undangan Online Brifing Alumni SMANSAKA

Assalamualaikum Wr Wb,

Mengharap kesediaan rekan-rekan alumni SMANSAKA untuk memberikan Brifing kepada adik-adik di SMANSAKA kelas 12 pada :

Hari : Sabtu
Tanggal : 18 Desember 2010
Waktu : 07.30-Selesai
Tempat : Ruang kelas 12 SMAN 1 Kauman

Brifing yang disampaikan terkait informasi pendaftaran Universitas, pengenalan Fakultas dan Jurusan, dan pemaparan keunggulan Fakultas/Jurusan masing-masing mencakup : Mata kuliah yang didapat, peluang kerja setelahnya serta hal-hal lain yang mampu membuat adik kelas tertarik. Namun tidak diperkenankan menjatuhkan ataupun menjelek-jelekan almamater Jurusan, Fakultas maupun Universitas lain.

Mohon disiapkan materi-materi yang akan disampaikan dan diusahakan membawa selebaran dari Jurusan, Fakultas atau Universitasnya masing-masing. Pada hari, jam dan tanggal itu harap datang tepat waktu dan berkumpul di Ruang OSIS SMAN 1 Kauman 30 menit sebelum jam Brifing kelas.

Kegiatan ini bersifat wajib bagi seluruh alumni SMANSAKA, dari Universitas/Akademi manapun tempat bernaung sekarang. Harapannya semoga adik kelas kita dapat mendapatkan suatu pemahaman yang lebih luas terkait pilihan Universitasnya yang akan sangat menentukan masa depan selanjutnya. Inilah yang dapat kita berikan untuk SMANSAKA setelah kita di wisuda, dimohon kerjasama yang baik dari rekan-rekan alumni untuk mau hadir dan memberikan brifing. BISA ATAU TIDAK BISA HARUS BISA!!!

Wassalamualaikum Wr Wb.



NB :
Undangan ONLINE ini mohon diteruskan dan dipublikasikan kepada rekan-rekan alumni SMANSAKA lainnya yang belum tahu tentang kegiatan ini.
Tanggal, hari dan jam brifing diatas dipilih atas saran dari Ibu Lilis Noerjanah selaku Wakaur Kurikulum (pertimbangan waktu yang diusulkan pihak SMA) karena tanggal itu usai pelaksanaan UAS SMAN 1 Kauman, berdasarkan usulan yang masuk dari banyak rekan-rekan alumni sebelumnya dan pada tanggal itu harinya adalah sabtu dimana banyak kegiatan perkuliahan mahasiswa libur.
Brifing ini tidak terbatas hanya pada angkatan tertentu saja, seluruh angkatan alumni dari tahun berapapun dimohon menghadiri kegiatan Brifing ini.
Memakai almamater Universitas/Akademi masing-masing, pakaian bebas rapi berkerah dan bersepatu.
Jika pada tanggal, hari dan jam diatas benar-benar ada yang berhalangan hadir, bisa menitipkan softfile selebaran melalui e-mail di yoga29xia1@yahoo.com yang kemudian akan disebarluaskan pada saat Brifing.
Hal-hal yang belum jelas dan konfirmasi kehadiran dapat disampaikan di Contact Person kegiatan ini 087759945365 (YOGA SUGAMA).


Atas Nama Rakyat Indonesia

Ketika rakyat kecil ditindas tirani penguasa dengan segala cara, maka kewajiban kita adalah melawannya dengan segala cara juga. Karena sebuah perubahan dan harapan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat itu bisa terealisasi apabila para pemudanya bersatu dalam langkah bersama pergerakan mahasiswa. Menjadi pemuda itu hanya bisa satu kali, dan menjadi mahasiswa tidak bisa selamanya. Bukankah ini saatnya?? Setelah masanya Soe Hok Gie, Hariman Siregar dan Lima Pahlawan Trisakti. Kita adalah lokomotif pergerakan selanjutnya!! Jika kita bisa merenung, marilah kita berfikir apalah gunanya kepandaian jika itu kemudian untuk membodohi rakyat, apalah guna hidup jika kita hanya memikirkan diri sendiri dan apatis terhadap jeritan kesusahan rakyat serta apalah guna klaim mahasiswa sebagai yang paling tahu tentang permasalahan bangsa jika kita hanya diam tanpa bergerak memberikan sebuah perubahan dan kontribusi terhadap masalah-masalah bangsa. Jangan pernah gentar oleh kebesaran penguasa yang busuk, kita masih mempunyai Allah SWT yang maha besar yang kebesarannya mengalahkan seluruh kebesaran kekuasaan manusia. Dan jika kita tersadar lalu tidak ingin ini semua sekedar berakhir sebagai kata-kata, marilah segera kita melakukan perjuangan pergerakan itu detik ini juga. Bahwasanya WS Rendra bekata : “Perjuangan adalah perwujudan kata-kata”. BERSAMA KITA MELAKUKAN PERGERAKAN UNTUK MEMBELA RAKYAT KECIL YANG TERTINDAS OLEH TIRANI PENGUASA.
Hidup Mahasiswa!!!
Hidup Rakyat Indonesia!!!
Hidup Rakyat Indonesia!!!

Aku Menyebutnya Dosen pewaris Masa Penjajahan

Ciiaaatttt, seketika setelah membuka pintu ruang kelas kuliah siang tadi di BP tampak seraut wajah yang sangat asing dan baru pertama itu kulihatnya. Kali ini bukan terpesona pada pandangan pertama, tapi ada sebuah reaksi ketidakenakan perasaan menatap wajahnya yang bagai harimau bertemu peleton ayam pedaging. Dan dengan langkah pasti dengan tubuhnya yang masih tampak bugar di usia senjanya beliau tak secuil pun menebar senyum, padahal senyum itu ibadah yang pahalanya luar biasa...

Hujan pun datang dengan derasnya, anehnya bertepatan dengan masuknya dosen perfeksionis itu. Mungkin alam raya menolaknya atau mungkin memprotes kedatangannya pada kelas luar biasa ini. Memang kenyataannya kelas yang saya tempati selalu menjadi kelas yang paling keren (Hehehe, fakta). Beliau juga merasa gerah ditubuhnya, kutahu dari instruksi militernya memerintah salah satu teman kelas membuka jendela ditambah lagi dengan sedikit celoteh nasehat tidak jelas dan tidak terarah pada fokus kuliah.

Entah mengapa itu semua berdampak pada mood belajar saya dan menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan. Saya hanya membuka selembar kertas lalu menggambarinya dengan gunung, bukit, sawah-sawah dan ditengahnya terbit matahari. Lalu masih mendengar celoteh perkuliahannya yang bagaikan memasang headset MP3 lagu rap masa lampau. Jlem jlem jlem bles..... Karena usianya yang sama sekali tidak membuat saya terpesona seperti ketika saya melihat foto-foto Sandra Dewi.

Kalau bahasa orang jawa, sakarepe dewe gaya beliau menerangkan terutama pada saat menolak 2 makalah yang benar-benar bagi beliau harus SEMPURNA seperti lagunya Andra and the Backbone. Dalam hati saya bertanya "Kok masih ada ya dosen masa lampau disini?" sambil mengelus dada dan terus melanjutkan goresan lukisan gunung-gunung tadi. Hingga akhirnya kuliah berakhir, serasa baru keluar dari penjara atau semacam tempat yang tidak menyenangkan dan sangat tidak jelas. Hahaha, semoga tugas beliau jadi dosen pengganti segera selesai. Amien ya robal alamin..